Laman

Monday, September 1, 2014

Ebiet G. Ade

Ebiet G. Ade
Nama lahir : Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far
Lahir : 21 April 1954 (umur 58) Wanadadi, Banjarnegara, Indonesia Bendera Indonesia
Pekerjaan : Penyanyi
Tahun aktif : 1979 - sekarang
Pasangan : Koespudji Rahayu Sugianto
Anak : Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih, Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas, Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih, Segara "Dega" Banyu Bening
Orang tua : Aboe Dja'far (ayah)  &  Saodah (ibu)
Situs resmi : www.ebietgade.com
Tanda tangan Signature of Ebiet G Ade.png





Ebiet G. Ade (lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954; umur 58 tahun) adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal kariernya, ia 'memotret' suasana kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.



Kehidupan pribadi

Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di Wanadadi, Banjarnegara, merupakan anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja'far, seorang PNS, dan Saodah, seorang pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi -- kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.

Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Di sana ia aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.

Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.

Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekedar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.




Karier

Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.

Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album Camellia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.

Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria sebagai rekan yang membantu musiknya.

Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah.

Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun (didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project). Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh Rizal Mantovani. Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cinta dan tahun 2001 ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.

Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.

Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama.

Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.



Singles

Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan Juni 1978, ia menulis " Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981, ia menulis " Sebuah Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya KMP Tampomas II di Kepulauan Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggung pada 1982, ia menulis " Untuk Kita Renungkan ". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan saat kejadian kecelakaan kereta api Bintaro.



Keluarga

Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982, ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan:
  • Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982)
  • Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas (lahir 6 Januari 1986)
  • Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987)
  • Segara "Dega" Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989).
Mereka bertempat tinggal di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki bakat musik, dan sering mewakili Ebiet dalam mengecek sound system menjelang ayahnya manggung.
Ebiet juga seorang penggemar golf, namun sejak terjadinya bencana tsunami 2004, ia tidak pernah lagi main golf.



Penghargaan

Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain:
  • 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari album Camellia I hingga Isyu!
  • Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
  • Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985)
  • Penghargaan Diskotek Indonesia (1981)
  • 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
  • Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
  • Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992)
  • BASF Awards (1984 - 1988)
  • Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997)
  • Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
  • Planet Muzik Awards dari Singapura (2002)
  • Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
  • Duta Lingkungan Hidup (2006)
  • Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
  • Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.





Diskografi

Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat.
Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.

Kompilasi

  • Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade (1987)
  • Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade (1987)
  • Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade (1987)
  • Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade (1987)
  • 20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade (1988)
  • Perjalanan Vol. I (1988)
  • Perjalanan Vol. II (1988)
  • Seleksi Album Emas (1990)
  • Seleksi Album Emas II (1994)
  • 16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade (1995)
  • Kumpulan Lagu-Lagu Religius (1996)
  • Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996)
  • 21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
  • 20 Lagu Terpopuler (1997)
  • Lagu-Lagu Terbaik (1997)
  • Renungan Reformasi (1997)
  • 16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
  • 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
  • 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
  • Ilham Seni (1998)
  • Best of the Best (1999)
  • Akustik (2001)
  • Balada Country (2002)
  • M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
  • Nyanyian Cinta (2003)
  • Tembang Renungan Hati (2003)
  • Tembang Slow (2004)
  • Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
  • 22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
  • Yogyakarta (2006)
  • Tembang Cantik (2006)


Lagu dari album lain

  • Untuk Anakku Tercinta (1983)
  • Surat Dari Desa (1987) dalam album Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987.
  • Berita kepada Kawan (1995; versi duet dengan M. Nasir)
  • Mengarungi Keberkahan Tuhan (2007; ditulis bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)




Album studio


  •  Camellia I (1979)Camellia I adalah album pertama yang diluncurkan oleh Ebiet G. Ade pada pertengahan tahun 1979. Album ini direkam di Jackson Records dan diaransemen oleh Billy J. Budiardjo. Dengan album ini, Ebiet menggebrak pasaran musik Indonesia, terbukti album ini terjual lebih dari 2 juta keping.

    Di sampul album ini tertulis bahwa ia mengaku tidak mau disebut penyanyi karena ia punya cita-cita untuk sukses sebagai penyair yang senang musik dan menyanyi. Namun setelah beberapa album berlalu, ia mau juga disebut penyanyi.

    Camellia I merupakan salah satu lagu dalam album ini. Tidak seperti yang banyak disangka orang, Camellia bukanlah kekasih Ebiet. Ia hanya gadis khayalan Ebiet yang tercipta dari kesulitan hidupnya di Kota Yogyakarta. Selain itu, ada pula lagu Jakarta I. Lagu ini diilhami dari pengalaman Ebiet sebelum masuk rekaman, saat ia datang ke Jakarta untuk bekerja sambil kuliah namun ternyata gagal. Lagu Dia Lelaki Ilham dari Sorga menceritakan tentang seorang lelaki pengembara, yang menurut beberapa orang merupakan gambaran Nabi Muhammad. Lagu-lagu dalam album ini sudah diciptakan Ebiet sejak berusia 19 tahun.

    Lagu Pesta kental dengan aransemen country. Sedangkan lagu Jakarta I, Berjalan di Hutan Cemara dan Episode Cinta yang Hilang kental dengan aransemen akustik.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1979
    Direkam ?
    Genre : Pop, country, akustik
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. Lagu untuk Sebuah Nama
    2. Camellia I
    3. Pesta
    4. Nasihat Pengemis untuk Istri dan Doa untuk Hari Esok Mereka
    5. Dia Lelaki Ilham dari Sorga
    6. Jakarta I
    7. Hidup I (Pernah Kucoba untuk Melupakan Kamu)
    8. Hidup II (Obsesi Kp. I/203)
    9. Berjalan di Hutan Cemara
    10. Episode Cinta yang Hilang


  •  Camellia II (1979)
    Camellia II ialah album kedua Ebiet G Ade. Diluncurkan pada tahun akhir tahun 1979 oleh Jackson Record. Camellia II ialah salah satu lagu dalam album ini.

    Album ini memuat 10 lagu, semua ditulis oleh Ebiet sendiri. Lagu pertama dalam album ini adalah Berita Kepada Kawan. Lagu ini ditulis sehubungan dengan bencana alam akibat Kawah Sinila di Pegunungan Dieng menyemburkan gas beracun (karbon monooksida) dan memakan korban puluhan jiwa. Lagu ini sering dinyanyikan bila ada liputan bencana alam di TV.

    Album ini banyak memuat lagu bertema cinta, seperti Camellia II, Nyanyian Ombak, Cinta di Kereta Biru Malam, Mimpi di Parangtritis, dan Sajak Pendek bagi IR. Lagu Cinta di Kereta Biru Malam bercerita tentang pertemuan seorang pria dan wanita dalam sebuah bangku kereta api eksekutif Bima (Biru Malam) jurusan Jakarta–Surabaya. Di dalam lirik lagu ini, Ebiet memasukkan idiom yang erotis:
    'Selimut biru yang kau ulurkan kepadaku, kini basah bersimbah peluh kita berdua.'

    Intro lagu Kontradiksi di Dalam mengingatkan pada intro lagu Father and Son karya Cat Stevens (Yusuf Islam).
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1979
    Direkam ?
    Genre : Pop, country, akustik
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief


    TRACK :
    1. Berita Kepada Kawan
    2. Camellia II
    3. Cita-Cita Kecil si Anak Desa
    4. Nyanyian Ombak
    5. Cinta di Kereta Biru Malam
    6. Mimpi di Parang Tritis
    7. Hidup III
    8. Kontradiksi di Dalam
    9. Frustrasi
    10. Sajak Pendek Bagi IR.


  •  Camellia III (1980)
    Camellia III adalah album ke-3 yang dikeluarkan oleh Ebiet G. Ade. Diluncurkan tahun 1980 oleh Jackson Records. Album ini direkam di Filipina. Melibatkan beberapa musikus lokal dan sound engineer kelas satu di negeri tersebut hingga menghasilkan suara berkualitas tinggi dengan menggunakan pita BASF yang saat itu masih jarang dipakai oleh para musikus di Indonesia.

    Ada 10 lagu yang termuat dalam album ini. Banyak lagu dari album ini yang menjadi hits dan tetap diingat sampai sekarang, seperti Elegi Esok Pagi, Camellia III, Dosa Siapa? Ini Dosa Siapa?, Kalian Dengarkan Keluhanku (Dari Seseorang yang Kembali dari Pengasingan), dll. Lagu Kalian Dengarkan Keluhanku misalnya, berkisah tentang seseorang yang ditolak di lingkungannya karena ia bekas narapidana. Lagu Lolong dan Saksikan bahwa Sepi merupakan lagu bertema alam.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1980
    Direkam ?
    Genre : Pop, country, akustik
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. Elegi Esok Pagi
    2. Camellia III
    3. Dosa Siapa? Ini Dosa Siapa?
    4. Kalian Dengarkan Keluhanku (Dari Seseorang yang Kembali dari Pengasingan)
    5. Sepucuk Surat Cinta
    6. Lolong
    7. Hidup IV
    8. Saksikan bahwa Sepi
    9. Ada yang Tak Mampu 'ku Lupa
    10. Untukmu, Kekasih


  •  Camellia 4 (1980)
    Camellia 4 adalah album keempat yang dikeluarkan oleh Ebiet G. Ade dari perusahaan rekam Jackson Records pada tahun 1980. Ini adalah album terakhir Ebiet yang menggunakan nama Camellia.

    Album ini mengandung 10 lagu yang diaransemen secara pop, country, maupun akustik. Aransemen country terdengar pada lagu Nyanyian Pendek buat Anak Gadis Berambut Panjang, dan aransemen akustik yang kental terdengar pada lagu KepadaMu Aku Pasrah, Jakarta II, dan Dua Menit Ini Misteri.

    Judul album ini diambil dari nama salah satu lagu di album ini, yakni Camellia IV (Requiem), yang memang isinya bercerita tentang kematian Camellia. Lagu Titip Rindu buat Ayah bercerita tentang kerinduan Ebiet akan sosok ayahnya, meskipun ia mengaku lagu itu diciptakan bukan hanya buat ayahnya saja. Ilham lagu ini berawal dari hubungan Ebiet yang kurang harmonis dengan ayahnya karena ayahnya memaksanya menjadi guru agama, dan Ebiet baru paham maksud perkataan ayahnya setelah diajak berdiskusi, bahwa ayahnya menginginkannya menjadi orang yang terbaik. Bersama dengan lagu Seberkas Cinta yang Sirna, lagu ini sebelumnya dibawakan oleh Ebiet dalam acara Telerama di TVRI. Lagu ini pernah menjadi tema lagu sinetron Titip Rindu Buat Ayah produksi Persari Film yang ditayangkan oleh SCTV pada 2001, begitupun lagu KepadaMu Aku Pasrah.

    Lagu Jakarta II berkisah tentang seseorang dari desa yag pindah ke Jakarta terpaksa hidup tak menentu di sana karena kerasnya kehidupan di Jakarta. Dua Menit Ini Misteri adalah lagu terpendek dari semua lagu Ebiet karena durasinya yang hanya 2 menit 32 detik. Lagu ini disebut-sebut sebagai salah satu sekuel lagu Camellia.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1980
    Direkam ?
    Genre : Pop, country, akustik
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. Nyanyian Rindu
    2. Camellia IV (Requiem)
    3. Titip Rindu buat Ayah
    4. Nyanyian Pendek buat Anak Gadis Berambut Panjang
    5. KepadaMu Aku Pasrah
    6. Jakarta II
    7. Dua Menit Ini Misteri
    8. Doa Sepasang Petani Muda
    9. Seberkas Cinta yang Sirna
    10. Senandung Jatuh Cinta


  •  Langkah Berikutnya (1982)
    Langkah Berikutnya adalah album musik ke-5 dari Ebiet G. Ade. Dirilis pada 1982 dengan mengibarkan bendera Jackson Record, album ini adalah album pertama yang tidak lagi menggunakan nama Camellia. Album transisi yang diaransemen oleh Billy J. Budiardjo ini dibuat menjelang masuknya Ebiet ke bahtera rumah tangga. Eksplorasi musikal terasa dalam lagu Dzaffin yang bernuansa Timur Tengah.

    Ada 10 lagu dalam album ini. Antara lain Senandung Pucuk-pucuk Pinus dan Biduk Telah Sarat dan Kutambatkan yang menegaskan Ebiet sebagai penyanyi lagu bertemakan alam.

    Lagu Sebuah Tragedi 1981 tercipta dari musibah yang dialami KMP Tampomas II di perairan Masalembo pada 27 Januari 1981. Lagu itu sendiri terinspirasi dari heroisme Kapten Abdul Rivai, nakhoda kapal nahas itu yang lebih memikirkan keselamatan orang lain daripada dirinya sendiri, saat sebagian ABK menyelamatkan diri. Lagu yang dibuka dengan aransemen musik konser dibuat atas permintaan puteri Kapten Abdul Rivai.

    Sedangkan lagu Potret Hitam Putih menceritakan tentang seorang pemuda yang terpaksa menganggur setelah lulus SMA. Lagu terakhir di album ini, Hidup V, merupakan lagu terakhir dari lagu-lagu yang menggunakan judul Hidup.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1982
    Direkam ?
    Genre : Pop, country
    Durasi ?
    Label : Jackson Record
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. Senandung Pucuk-pucuk Pinus
    2. Nyanyian Cinta Satu Ketika
    3. Yang Telah Selesai
    4. Dzaffin
    5. Kado Kecil buat Istri
    6. Biduk Telah Sarat dan Kutambatkan
    7. Orator
    8. Sebuah Tragedi 1981
    9. Potret Hitam-Putih
    10. Hidup V


  •  Tokoh-Tokoh (1982)
    Tokoh-Tokoh ialah album musik Ebiet G. Ade yang dirilis tahun 1982. Album ini dirilis di bawah bendera Jackson Record.

    Ada 10 lagu dalam album ini. Yang paling terkenal ialah lagu pertama, Untuk Kita Renungkan. Lagu ini sering ditayangkan bersama dengan bencana alam di TV. Lagu ini diciptakan Ebiet saat terjadi bencana letusan Gunung Galunggung di Jabar tahun 1982 di mana asap gunung itu sampai menyelimuti Kota Bandung. Selain Untuk Kita Renungkan, ada juga lagu Lakon Anak-anak Bencana yang juga diilhami dari peristiwa yang sama. Namun lagu ini lebih menitikberatkan pada tema sosial.

    Lagu Seruling Malam berisi nasihat seorang ayah kepada anaknya, dan lagu Mimpi-mimpi yang Kandas berkisah tentang seorang pemuda yang berusaha mengadu nasib di kota, namun tidak berhasil.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1982
    Direkam ?
    Genre : Pop, country
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. Untuk Kita Renungkan
    2. Dendang Kita Bersama
    3. Tentang Seorang Sahabat
    4. Cerita Cinta Suminah dan Tukang Sapu
    5. Nyanyian Siang dan Malam
    6. Seruling Malam
    7. Lakon Anak-Anak Bencana
    8. Tetes-Tetes Doa Kami
    9. Kapankah Kita Berlabuh
    10. Mimpi-Mimpi yang Kandas


  •  1984 (1984)
    1984 adalah album ke-7 yang diluncurkan Ebiet G. Ade di bawah bendera Jackson Records. Judul album ini merujuk pada tahun peluncuran album ini.

    Album ini memotret keindahan Danau Toba dengan lagu Nyanyian Bumi Seberang (Bona ni Pasogit). Sentuhan orkestrasi klasik tertuang dalam lagu Konserto Doa, yang di akhirnya ditutup dengan narasi doa dari Sevilla Mirza Devi, puteri Billy J. Budiardjo, penata musik di album ini.

    Tidak seperti album-album sebelumnya, penjualan album ini tidak begitu bagus. Lagu hit dalam album ini hanya Bingkai Mimpi, tidak seperti album terdahulu yang banyak menelurkan hits.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1984
    Direkam ?
    Genre : Pop
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. Bingkai Mimpi
    2. Catatan Seorang Penyair
    3. Sejoli Kasih Sarman dan Lasmi
    4. Taubat
    5. Konserto Doa
    6. Pengemis dan Tukang Copet
    7. Puisi Bulan Madu
    8. Eksekusi
    9. Dongeng dari Negeri Antah-Berantah
    10. Nyanyian Bumi Seberang (Bona ni Pasogit)


  •  Zaman (1985)
    Zaman adalah album ke-8 dari Ebiet G. Ade. Diluncurkan pada 1985 oleh Jackson Records, album ini direkam di label rekaman Capitol Records, Amerika Serikat, dengan melibatkan musikus seperti Addie M.S. dan Dodo Zakaria beserta sejumlah musikus dari Amerika Serikat.

    Ada 10 lagu dalam album ini. Semua ditulis oleh Ebiet sendiri, termasuk juga lagu Dan Hari Ini Engkau yang ilham liriknya berasal dari Drs. Vredi Kastam Martha dalam acara lebaran di TVRI. Itulah sebabnya corak lirik lagu ini berbeda dari lagu-lagu religius Ebiet lainnya. Lagu Ayah, Aku Mohon Maaf mengisahkan tentang meninggalnya ayah Ebiet, Aboe Dja'far. Album ini penuh dengan lagu-lagu berirama sendu seperti Ayah, Aku Mohon Maaf, Khilaf, Dan Hari Ini Engkau serta Nyanyi Rindu untuk Ibu. Namun tak ketinggalan pula lagu berirama country dan bertempo riang seperti Kugandeng Tangan GaibMu dan Wajahku Masih yang Kemarin.

    Lagu Nyanyi Rindu untuk Ibu pernah muncul 3 tahun sebelumnya di TVRI, dalam sebuah acara yang bertemakan Hari Ibu.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1985
    Direkam : Capitol Records
    Genre : Pop, akustik, country
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. Nyanyian Kasmaran
    2. Anak
    3. Kugandeng Tangan GaibMu
    4. Zaman
    5. Ayah, Aku Mohon Maaf
    6. Wajahku Masih yang Kemarin
    7. Khilaf
    8. Dan Hari Ini Engkau
    9. Gadis Remang-remang
    10. Nyanyi Rindu untuk Ibu


  •  Isyu! (1986)
    Isyu! adalah album ke-9 yang diluncurkan oleh Ebiet G. Ade. Dikeluarkan pada tahun 1986, ini adalah album terakhir Ebiet yang direkam di Jackson Records. Isyu merupakan salah satu lagu dalam album ini. Nuansa rythm and blues terasa amat kental pada album ini. Dengan lagu Isyu, album ini mendapat tempat di hati masyarakat.

    Ada 9 lagu dalam album ini. Lagu Orang-orang Terkucil disajikan dalam versi lengkap dan juga instrumentalia. Di sini terdapat 4 lagu beraliran country seperti Orang-orang Terkucil, Selingkuh, Isyu dan Opera Tukang Becak. Lagu yang disebut terakhir ini mengisahkan tentang seorang tukang becak yang terpaksa kehilangan pekerjaannya dan kembali ke desanya karena becaknya harus ditenggelamkan di Kepulauan Seribu untuk dijadikan terumbu karang.

    Lagu Potret Anak Harapan mengisahkan tentang korban penggusuran. Sedangkan lagu Cinta Sebening Embun menceritakan tentang sucinya cinta, yang akan diaransemen ulang 9 tahun kemudian, dan versi yang banyak dikenal publik adalah versi aransemen ulangnya itu yang digarap oleh Adi Adrian dari KLa Project.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1986
    Direkam ?
    Genre : Pop, R&B, country
    Durasi ?
    Label : Jackson Records
    Produser : Jackson Arief

    TRACK :
    1. "Orang-orang Terkucil"
    2. "Selingkuh"
    3. "Cinta Sebening Embun"
    4. "Isyu"
    5. "Opera Tukang Becak"
    6. " Instrumental Lagu Orang Orang Terkucil #
    7. "Kesaksian Anak Sampah"
    8. "Potret Anak Harapan"
    9. "Kita Hanya Bidak-bidak Catur"
    10. "Hemat Cintamu"


  •  Menjaring Matahari (1987)
    Menjaring Matahari adalah album ke-10 dari Ebiet G. Ade. Diluncurkan pada 1987, ini adalah album pertamanya yang diproduksi sendiri melalui perusahaan rekam bentukan Ebiet, EGA Records. Album ini juga dibantu rekamannya oleh PT. Ria Cipta Abadi Records. Menjaring Matahari adalah salah satu lagu dalam album ini yang menjadi hits.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1987
    Direkam ?
    Genre : Pop, country, akustik
    Durasi ?
    Label : EGA Records
    Produser : Ebiet G. Ade

    TRACK :
    1. Menjaring Matahari
    2. Nyanyian Suara Hati
    3. Cintaku Kandas di Rerumputan
    4. Asmara Satu Ketika
    5. Tak Pernah Pupus Rinduku
    6. Di Manakah Matahariku?
    7. Perjalanan Menjaring Matahari
    8. Ketegaran Hati Seorang Pengemis dan Anaknya
    9. Di Tikungan Jalan Cintaku Tertambat
    10. Bunga-bunga Cinta


  •  Sketsa Rembulan Emas (1988)
    Sketsa Rembulan Emas ialah album ke-11 dari Ebiet G. Ade. Album ini dirilis pada tahun 1988 oleh EGA Records dan juga Atlantic Records Ind.. Sketsa Rembulan Emas juga salah satu lagu dalam album ini.

    Album ini memuat 10 lagu. Lagu pertama dalam album ini ialah Masih Ada Waktu. Lagu ini terinsprirasi dari peristiwa Tragedi Bintaro pada 1987, dan lagu ini diputar bila terjadi bencana di Indonesia. Sketsa Rembulan Emas menyuarakan rintihan dan kepedihan masyarakat kecil yang selalu menjadi korban keserakahan pemimpin. Yogyakarta menceritakan tentang kerinduan Ebiet atas kota Yogyakarta yang di sana ia besar.

    Tidak seperti album-album sebelumnya, album ini tak lagi menampilkan kehidupan kelompok masyarakat tertentu seperti pengemis, petani, narapidana, urban, pengangguran, tukang sapu, buruh, tukang copet, transeksual, pelacur, tukang becak, dsb.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1988
    Direkam ?
    Genre : Pop, country, akustik
    Durasi ?
    Label : EGA Records
    Produser : Ebiet G. Ade

    TRACK :
    1. Masih Ada Waktu
    2. Sketsa Rembulan Emas
    3. Kalian Boleh Coba
    4. Yang Terluka
    5. Haruskah Aku Menyerah
    6. Yogyakarta
    7. Aku Pasrah kepada Kebenaran
    8. Nyanyian Burung dan Pepohonan
    9. Huru-hara
    10. Ada Sisa-sisa Suara

  •  Seraut Wajah (1990)
    Seraut Wajah adalah album ke-12 yang dikeluarkan oleh Ebiet G. Ade. Dikeluarkan oleh perusahaan rekamnya sendiri EGA Records, album ini menjadi album terakhir yang diproduksi sendiri. Boleh dikata, album ini menjadi tonggak akhir masa produktifnya karena pada album-album setelah Seraut Wajah, ia lebih suka mendaur ulang lagu untuk kemudian dicangkokkan satu atau dua lagu baru guna dikodifikasi dalam sebuah album.

    Ada 8 lagu dalam album ini, yang memiliki keragaman tema. Lagu hit adalah Seraut Wajah yang merupakan penerjemahan sosok seorang pejuang yang berkorban membela tanah airnya. Lagu ini disajikan dalam versi lengkap dan juga minus one. Dalam pengerjaannya album ini diaransemen oleh Dodo Zakaria dan Tony Soewandi.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1990
    Direkam ?
    Genre : Pop, country
    Durasi ?
    Label : EGA Records
    Produser : Ebiet G. Ade

    TRACK :
    1. Seraut Wajah
    2. Dengarkanlah Kata-kataku
    3. Apakah Ada Bedanya
    4. Biarlah Aku Diam
    5. Seraut Wajah (minus one)
    6. Langit Terluka
    7. Ketika Aku Mulai
    8. Berjalan Diam-diam
    9. Kembara Lintasan Panjang


  •  Kupu-Kupu Kertas (1995)
    Kupu-Kupu Kertas adalah album ke-13 yang dikeluarkan oleh Ebiet G. Ade, melalui perusahaan rekam PT. BMG Music Indonesia pada tahun 1995. Ini adalah album pertama yang dikeluarkannya setelah sekitar 5 tahun menyepi dari dunia belantika musik Nusantara.

    Dalam album ini, Ebiet berkolaborasi dengan 4 musisi handal, yakni Billy J. Budiardjo (sahabat lamanya), Erwin Gutawa, Ian Antono, dan Purwacaraka. Nuansa rock terdengar kental di lagu Kupu-Kupu Kertas karena sentuhan tangan musisi rock legendaris Ian Antono. Lagu ini pernah menjadi tema lagu buat sinetron dengan nama yang sama. Karena lagu ini, Ebiet menyabet penghargaan Penyanyi Terbaik Anugerah Musik Indonesia pada 1997.

    Ada 11 judul lagu dalam album ini. Lagu andalan adalah Kupu-Kupu Kertas, yang disajikan dalam bentuk lengkap dan minus one. Ada pula lagu lama Titip Rindu buat Ayah dan Camellia II, yang direkam secara live saat Ebiet berkonser di Malaysia. Saat itu, selain 2 lagu itu, Ebiet ada pula membawakan lagu Berita kepada Kawan, yang dinyanyikannya duet bersama Mohamad Nasir bin Mohamad, namun lagu tersebut tidak ada dalam album Kupu-Kupu Kertas, melainkan dalam album Konser Akar (M. Nasir).
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1995
    Direkam ?
    Genre : Pop, country, rock
    Durasi ?
    Label : PT. BMG Music Indonesia

    TRACK :
    1. Kupu-Kupu Kertas
    2. Ketika Duka Menyeruak
    3. Hidupku MilikMu
    4. Kosong
    5. Apakah Mungkin
    6. Kupu-Kupu Kertas (minus one)
    7. Biarkanlah Hati yang Bicara
    8. Rinduku Menggumpal
    9. Rembulan Menangis
    10. Ingin Kupetik Bintang Kejora
    11. Titip Rindu buat Ayah (live)
    12. Camellia II (live)



  • Cinta Sebening Embun (1995)

    Cinta Sebening Embun
    merupakan album yang dikeluarkan oleh Ebiet G. Ade pada tahun 1995. Dalam album ini, tidak terdapat lagu baru, namun hanya ada 1 lagu lama yang diaransemen ulang oleh Adi Adrian, Cinta Sebening Embun, yang menjadi asal judul album ini.
Album studio oleh Ebiet G. Ade
Dirilis : 1995
Direkam ?
Genre : Pop
Durasi ?
Label : BMG
TRACK :
  1. Elegi Esok Pagi
  2. Untukmu, Kekasih
  3. Ada yang Tak Mampu 'ku Lupa
  4. Bingkai Mimpi
  5. Camellia II
  6. Nyanyian Kasmaran
  7. Seberkas Cinta yang Sirna
  8. Cinta di Kereta Biru Malam
  9. Camellia III
  10. Biarlah Aku Diam
  11. Asmara Satu Ketika
  12. Senandung Jatuh Cinta
  13. Camellia IV (Requiem)
  14. Nyanyian Cinta Satu Ketika


  •  Aku Ingin Pulang (1995)
    Aku Ingin Pulang adalah album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade pada tahun 1996. Dalam versi CD, judul lengkap album ini adalah Aku Ingin Pulang: 15 Hits Terpopuler, sedangkan dalam versi kaset, judul lengkap album ini adalah Aku Ingin Pulang: 20 Hits Terpopuler.

    Ini merupakan album cangkokan, di mana sebagian besar lagu dalam album ini adalah lagu-lagu lama. Lagu baru dalam album ini hanya Aku Ingin Pulang yang menjadi sumber bagi judul album ini. Lagu tersebut pernah dijadikan lagu tema sinetron Aku Ingin Pulang.

    Aransemen lagu Aku Ingin Pulang disusun oleh Purwacaraka. Embong Rahardjo, seorang peniup saksofon Indonesia, memberikan warna jazz dalam lagu tersebut. Awalnya, Aku Ingin Pulang diproduksi dalam bahasa Inggris dengan judul I Need to Go Home, namun kemudian diubah ke bahasa Indonesia saja.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1996
    Direkam ?
    Genre : Pop, jazz
    Durasi ?
    Label : Musica

    TRACK :
    1. Aku Ingin Pulang
    2. Apakah Ada Bedanya
    3. Menjaring Matahari
    4. Kalian Dengarkan Keluhanku (Dari Seseorang yang Kembali dari Pengasingan)
    5. Berita Kepada Kawan
    6. Isyu
    7. Camelia I
    8. Elegi Esok Pagi
    9. Cintaku Kandas di Rerumputan
    10. Titip Rindu Buat Ayah
    11. Seraut Wajah
    12. Dosa Siapa? Ini Dosa Siapa? (*)
    13. Nyanyian Ombak (*)
    14. Untuk Kita Renungkan (*)
    15. Orang-orang Terkucil (*)
    16. Nyanyian Kasmaran (*)
    17. Masih Ada Waktu
    18. Sketsa Rembulan Emas
    19. Nyanyian Rindu
    20. Lagu Untuk Sebuah Nama
    Catatan: tanda (*) menunjukkan lagu-lagu itu hanya ada di kaset.

  •  Gamelan (1998)
    Gamelan adalah album ke-15 yang dikeluarkan oleh Ebiet G. Ade pada tahun 1998. Album ini membawa bendera PT. BMG Music Indonesia.

    Ada 5 lagu dalam album ini, namun tidak ada lagu baru. Semuanya adalah lagu lama yang diaransemen ulang dengan menggunakan alat musik gamelan, baik dalam versi lengkap maupun sekedar instrumentalia. Album ini mewujudkan keinginan Ebiet yang lama terpendam. Aransemen musik digarap oleh Kiwir, dan video klipnya oleh Rizal Mantovani.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 1998
    Direkam ?
    Genre : Gamelan
    Durasi ?
    Label : PT. BMG Music Indonesia

    TRACK :
    1. Lagu untuk Sebuah Nama
    2. Kalian Dengarkan Keluhanku (Dari Seseorang yang Kembali dari Pengasingan)
    3. Camellia II
    4. Dosa Siapa? Ini Dosa Siapa?
    5. Untuk Kita Renungkan

  •  Balada Sinetron Cinta (2000)
    Balada Sinetron Cinta adalah album musik Ebiet G. Ade yang dikeluarkan pada tahun 2000. Merupakan album kompilasi dengan satu lagu baru, Rindu Selintas Bayang, album ini memuat sejumlah lagu yang menjadi soundtrack di sejumlah sinetron yang saat itu diputar di Indonesia.

    Aransemen lagu Rindu Selintas Bayang dikerjakan oleh Adi Adrian, pianis KLa Project.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 2000
    Direkam ?
    Genre : Pop
    Durasi ?
    Label : BMG

    TRACK :
    1. Rindu Selintas Bayang
    2. Nyanyian Kasmaran
    3. Apakah Ada Bedanya
    4. Nyanyian Ombak
    5. Rembulan Menangis
    6. Seberkas Cinta yang Sirna
    7. Camellia II
    8. Isyu
    9. Cintaku Kandas di Rerumputan
    10. Camellia III
    11. Orang-orang Terkucil
    12. Camellia IV (Requiem)
    13. Hidupku MilikMu
    14. Dengarkanlah Kata-kataku
    15. Camellia I

  •  Bahasa Langit (2001)
    Bahasa Langit merupakan salah satu album Ebiet G. Ade. Album ini dirilis pada November 2001 oleh PT. BMG Music. Dalam album ini, Ebiet terus mempertahankan warna musiknya dan mengatakan album ini sebagai perenungan terkini tentang situasi dan kondisi negeri ini. Walaupun begitu, gaya lirik dalam album ini tidak sama dengan album-album sebelumnya. Album ini sendiri terjual hingga 400 ribu kopi. Walau demikian, album ini akhirnya ditarik dari peredaran oleh Ebiet karena waktu itu sasaran dan strategi promosinya yang kurang tepat sasaran.

    Dalam album ini, Ebiet berkolaborasi dengan Erwin Gutawa, Andi Rianto, dan Tohpati. Erwin mengaransemen musik pada Kau Rengkuh Mentari Kau Dekap Rembulan dan lagu lama Ebiet, Titip Rindu Buat Ayah (1980), yang penggarapannya dilakukan di Australia, sedangkan Andi - yang punya basis aransemen musik dengan piano - menggarap Ingin Kupetik Bintang Kejora, Bahasa Matahari dan Nyanyian Getir Tanah Air. Sedangkan gitaris Tohpati, yang kuat dengan sentuhan pop jazz, mengaransemen musik untuk lagu Tatkala Letih Menunggu, yang video klipnya digarap oleh Mira Lesmana melalui perusahaannya MiLes Production.

    Tidak semua lagu dalam album ini baru. Dari 9 lagu yang ada di album ini, 2 lagu merupakan lagu lama yang diaransemen ulang, yakni Titip Rindu buat Ayah dan Ingin Kupetik Bintang Kejora.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 2001
    Direkam ?
    Genre : Pop, Pop jazz, Orkestra
    Durasi ?
    Label : PT. BMG Music
    Produser ?

    TRACK :
    1. Tatkala Letih Menunggu
    2. Kau Rengkuh Mentari, Kau Dekap Rembulan
    3. Rindu KehadiranMu
    4. Sketsa Wajah Buram
    5. Titip Rindu buat Ayah
    6. Ingin Kupetik Bintang Kejora
    7. Bias Warna
    8. Bahasa Matahari
    9. Nyanyian Getir Tanah Air

  •  In Love: 25th Anniversary (2007)
    In Love: 25th Anniversary adalah album Ebiet G. Ade, yang dikeluarkan pada April 2007, setelah sekitar 5 tahun absen rekaman. Seperti judulnya, album ini merupakan album ‘penuh cinta’, peringatan 25 tahun usia pernikahan Ebiet dengan Yayu Sugianto. Album ini tercipta dari usulan anak-anaknya. Pembuatan album ini tak lepas dari sentuhan Anto Hoed yang membantu mengaransemen lagu–lagu, baik lagu lama maupun yang baru.

    Ada 16 lagu dalam album ini. Sebagian besar adalah lagu lama, namun ada 1 lagu baru yang berjudul Demikianlah Cinta, yang ditulis awal 2006. Sedangkan dari 15 lagu lama lainnya, ada 2 lagu yang diaransemen ulang, yakni Nyanyian Rindu dan Camellia III. 2 lagu ini kini diaransemen oleh Anto Hoed. Awalnya Anto memakai dasar musik orkestra melalui sequencer (digital system), namun eksekusi akhirnya memakai orkestrasi yang digarap di Tiongkok. Video klip baru lagu Nyanyian Rindu digarap oleh sutradara Abimael Gandy, menampilkan satu frame dengan arranger Anto Hoed yang bermain gitar, dengan lokasi syuting di Cibodas.

    Ebiet terkesan lebih rileks dalam membawakan Nyanyian Rindu dan Camellia III. Tata musik dari Anto juga lebih simpel dibandingkan dengan versi orisinal garapan almarhum Billy J. Budiarjo. Ebiet melakukan semacam revisi atas lagu yang pernah dibawakannya. Ia mampu mengambil jarak dengan karyanya sendiri. Lagu tak terkesan dibaru-barukan meski itu versi baru.

    Putera sulung Ebiet, Abie terlibat dalam produksi, serta memilih lagu mana yang layak masuk dalam rekaman ini. Tim audisi penyeleksi lagu lainnya datang dari label rekamannya, Trinity Optima Production.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 2007
    Direkam ?
    Genre : Pop
    Durasi ?
    Label : Trinity Optima Production

    TRACK :
    1. Nyanyian Rindu (new arr)
    2. Camellia III (new arr)
    3. Cinta Sebening Embun
    4. Elegi Esok Pagi
    5. Lagu untuk Sebuah Nama
    6. Apakah Ada Bedanya
    7. Camellia II
    8. Cintaku Kandas di Rerumputan
    9. Nyanyian Kasmaran
    10. Camellia I
    11. Ingin Kupetik Bintang Kejora
    12. Cinta di Kereta Biru Malam
    13. Seberkas Cinta yang Sirna
    14. Kontradiksi di Dalam
    15. Camellia IV
    16. Demikianlah Cinta (new song)

  •  Masih Ada Waktu (2008)
    Masih Ada Waktu merupakan album Ebiet G. Ade yang dikeluarkan pada bulan September 2008, bertepatan dengan bulan Ramadan. Album ini sebenarnya telah lama disiapkan sejak Ramadan tahun 2007. Namun karena proses yang cukup panjang, album tersebut baru diluncurkan pada puasa tahun berikutnya. Meskipun bertepatan dengan Ramadan, Ebiet menolak anggapan yang menyatakan album ini sengaja dibuat untuk menyambut Ramadan.

    Ada 16 lagu dalam album ini. Lagu pertama, Izinkan Aku Reguk CintaMu, merupakan lagu baru, diaransemen oleh Addie M.S. Ini merupakan kedua kalinya Ebiet berkolaborasi dengan Addie MS setelah kolaborasi pertama pada album Zaman. Lagu ini terinspirasi oleh perkataan sufi wanita Rabi'atul 'Adawiyyah yang hidup pada abad ke-8. Lagu Masih Ada Waktu diaransemen ulang oleh Anto Hoed. 14 lagu lainnya merupakan lagu lama dalam aransemen asli.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 2008
    Genre : Pop
    Label : Trinity Optima Production

    TRACK :
    1. Izinkan Aku Reguk CintaMu
    2. Masih Ada Waktu
    3. Kepada Mu Aku Pasrah
    4. Hidupku MilikMu
    5. Dan Hari Ini Engkau
    6. Rindu KehadiranMu
    7. Dia Lelaki Ilham dari Surga
    8. Menjaring Matahari
    9. Berita Kepada Kawan
    10. Berjalan di Hutan Cemara
    11. Bingkai Mimpi
    12. Kosong
    13. Taubat
    14. Kembara Lintasan Panjang


  •  Tembang Country 2 (2009)
    Tembang Country 2 adalah sebuah album musik utama karya Ebiet G. Ade. Dirilis pada tahun 2009. Lagu utamanya di album ini ialah Kau Rengkuh Mentari Kau Dekap Rembulan.
    Album studio oleh Ebiet G. Ade
    Dirilis : 2009
    Label : Trinity Optima Production

    TRACK :
    1. Kau Rengkuh Mentari Kau Dekap Rembulan
    2. Nyanyian Rindu (Versi Lama)
    3. Kugandeng Tangan Gaibmu
    4. Jakarta II
    5. Di Tikungan Jalan Cintaku Tertambat
    6. Kalian Dengarkah Keluhanku
    7. Senandung Pucuk Pucuk Pinus
    8. Nyanyian Kasmaran
    9. Seberkas Cinta Yang Sirna
    10. Yogyakarta
    11. Nyanyian Burung dan Pepohonan
    12. Jakarta I
    13. Nyanyian Ombak
    14. Rindu Kehadiranmu
    15. Dimanakah Matahariku



1 comment:

  1. salam kenal untuk admin,kira kira kalau saya mengambil beberapa artikel dari blog ini untuk blog saya,boleh apa tidak?
    terima kasih

    ReplyDelete