Laman

Saturday, March 1, 2014

Raden Oma Irama yang populer dengan nama "Rhoma Irama"

Rhoma Irama
Latar belakang
Nama lahir : Raden Irama
Nama lain : Rhoma Irama
Lahir : 11 Desember 1946 (umur 65),  Tasikmalaya, Indonesia Bendera Indonesia
Kota Sekarang : Jakarta, Indonesia Bendera Indonesia
Jenis Musik : Dangdut
Pekerjaan : Penyanyi, Aktor
Instrumen : Vokal & Gitar
Pasangan Veronika (bercerai)
Ricca Rachim
Angel Lelga (siri-bercerai)
Marwah Ali
Anak Perkawinan dengan Ricca Rachim:
Debbie Veramasari (Debby Irama)
Fikri Zulfikar (Vicky Irama)
Romy Syahrial (Romy Irama)
Perkawinan dengan Ricca Rachim:
Ridho Irama
Orang tua Ayah: Raden Irama Burdah Anggawirya
Situs resmi : www.rajadangdut.com



Raden Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama (lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946; umur 65 tahun) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut".



Sekilas

Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."

Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.

Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.

Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.

Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.

Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.


Kontroversi

  • Pada tahun 2003, Rhoma kembali menjadi sorotan media karena mengkritik Inul Daratista, penyanyi dangdut yang sedang naik daun karena mengandalkan gaya tarinya yang dianggap mesum. Rhoma dengan mengatas-namakan organisasi PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia), menentang peredaran album Goyang Inul yang dirilis Blackboard pada akhir Mei 2003. Pada saat itu Rhoma Irama kemudian dikecam sebagai seorang munafik oleh pendukung Inul.
  • Juga pada tahun 2003, Rhoma dalam sebuah pengerebekan, tertangkap basah beduaan sedang berduaan di apartemen Angel Lelga, sekitar jam 11-4 pagi. Pengerebekan ini banyak ditayangkan media infotainment, dan menjadi permulaan turunnya pamor raja dangdut ini. Kejadian ini disanggah Rhoma dengan berdalih bahwa ia hanya memberikan nasihat dan petuah agar menghindarkan Angel Lelga dari jurang kenistaan, setelah beberapa waktu kemudian Rhoma mengakui bahwa ia sebenarnya telah menikah dengan Angel Lelga.
  • Pada November 2005, tayangan Kabar-kabari memberitakan Rhoma Irama mengatakan GIGI adalah band frustasi dan tidak kreatif. Komentar tersebut berhubungan dengan kesuksesan album rohani Raihlah Kemenangan yang dirilis GIGI. Menurut Rhoma, album yang sepenuhnya berisi lagu aransemen ulang itu mengesankan kelompok musik tersebut sebagai band yang frustasi dan tidak kreatif. Berita ini kemudian disanggah oleh Rhoma. (Sebenarnya berita ini sudah diralat, setelah Rhoma Irama mengirimkan protes ke meja redaksi RCTI dan manajemen acara infotaintment KABAR-KABARI. Berita ini beredar karena kesalahan narator dalam menanggapi berita tentang pernyataan Rhoma Irama. Dan Rhoma Irama sendiri dengan band GIGI tidak ada masalah dan "santai" saja.
  • Pada Januari 2006, kembali Rhoma di hadapan anggota DPR mengeluarkan pernyataan menentang aksi panggung Inul, dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara DPR dan kalangan artis.



Pasangan hidup

  • Rhoma menikahi Veronica pada 1972, seorang wanita Nasrani yang menjadi muslim setelah dinikahinya, yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27), dan Romy (26). Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985.
  • Sebelum bercerai, sekitar setahun sebelumnya, Rhoma menikahi Ricca Rachim, juga seorang wanita Nasrani yang kemudian menjadi muslim setelah dinikahinya — lawan mainnya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Hingga sekarang, Ricca tetap mendampingi Rhoma sebagai istri. Mereka mengangkat seorang anak bernama Ridho Irama/Ridho Rhoma (sumber lain yang tidak jelas mengatakan bahwa Ridho merupakan anak kandung Rhoma dari wanita bernama Marwah Ali)
  • Pada tanggal 2 Agustus 2005, Rhoma mengumumkan telah menikahi artis sinetron Angel Lelga secara siri pada 6 Maret 2003, namun hari itu juga ia menceraikannya.
  • Veronica sempat menikah kembali (1991) kemudian sang suami yang seorang pejabat meninggal, Veronica sendiri meninggal di tahun 2005 dengan mengalami berbagai penyakit, anak-anaknya mengakui pada pers selama Veronica sakit Rhoma Irama lah yang menanggung semua biaya perawatan hingga ke Singapura mengingat Veronica bukan lagi artis yang produktif dan telah menjadi janda karena suaminya telah meninggal. Keluarga mencatat bahwa Rhoma tetap berperan dalam keluarga tersebut.
  • Pada saat Rhoma Irama digerebek oleh wartawan di Apartemen bersama Angel Lelga sebenarnya keduanya telah menikah secara siri, otak dibalik pengerebekan tersebut adalah Yati Octavia dan suaminya Pangky Suwito yang juga tinggal di Apartemen Semanggi dan turut hadir bersama wartawan pada saat pengebrekan.



Filmografi

  • Oma Irama Penasaran (1976)

    Oma Irama Penasaran adalah film Indonesia tahun 1976 dengan disutradarai oleh A. Harris serta dibintangi oleh Rhoma Irama dan Yati Octavia.

    Sinopsis

    Seorang penyanyi dangdut, Oma pacaran dengan putri pemimpin sebuah perkebunan, Ani tentu saja ayah sang gadis mencegah hubungan itu. Oma pergi ke Jakarta, dan setelah menempuh jalan yang tidak mulus, akhirnya sukses besar. Sementara itu Ani minggat dari rumah, hingga orangtua repot.
    Sutradara A. Harris
    Produser Tedjo Kusumo
    Penulis Deddy Armand
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Aminah Cendrakasih
    A. Hamid Arief
    Netty Herawati
    Maruli Sitompul
    Aedy Moward
    Sinematografi Syamsudin
    Penyunting Rizal Asmar
    Tanggal rilis 1976
    Durasi 100 menit
    Negara Indonesia

  • Pengorbanan (1976)
    Pengorbanan adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1974 dengan disutradarai oleh Susilo SWD. Film ini dibintangi antara lain oleh Lenny Marlina dan Fadly.

    Sinopsis

    Andy (Fadly) seorang pelaut yang berpacaran dengan Lisa (Lenny Marlina), yatim piatu seorang penjaga toko, meski harus menghadapi rintangan laki-laki lain yang juga menyukai Lisa. Ia behenti jadi pelaut dan bekerja di sebuah bengkel, karena Lisa menginginkan dia di darat saja. Ketika adiknya, Santi (Anna Mathovani) yang kena TBC meninggal, Lisa masuk rumah sakit jiwa dan dititipkan di rumah sakit jiwa pimpinan dr. Purnama (WD Mochtar).

    Ia terguncang, karena untuk menyelamatkan adiknya itu, ia telah siap berkorban untuk jadi pramuria, meski dilarang Andy. Andy lalu berlayar kembali. Lisa berangsur sembuh dan diminta tinggal di rumah Purnama, karena Lisa mengingatkan akan istrinya yang sudah meninggal. Di situ ia berkenalan dengan Hartono (Bambang Irawan), anak Purnama yang seorang dokter juga yang baru pulang belajar dari luar negeri. Hartono menyatakan cintanya, Lisa menolak.

    Ia masih menanti Andy. Keadaan ini berubah ketika Hartono menolongnya dari usaha perkosaan lelaki yang telah dikalahkan Andy dalam sebuah perkelahian memperebutkan Lisa. Ketika Andy pulang dan melihat Lisa sudah menjadi milik orang lain dan sudah punya anak, Andy pada awalnya mendesak Lisa meninggalkan suami dan anaknya. Lisa menolak, maka Andy kembali melaut.
    Sutradara Susilo SWD
    Produser P. Koesnan
    Penulis Etty Sumiati
    Pemeran Lenny Marlina
    Fadly
    W.D Mochtar
    Anna Mathovani
    Bambang Irawan
    Aminah Cendrakasih
    Chitra Dewi
    Dolf Damora
    Moch Mochtar
    Maruli Sitompul
    A.N. Alcaff
    Brigita Maria
    Amran S.
    Mona
    Ishaq Iskandar
    Distributor Ceremai Jaya Film
    Durasi 107 menit
    Negara Indonesia


  • Gitar Tua Oma Irama (1977)
    Gitar Tua Oma Irama adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1977 dengan disutradarai oleh Sjuman Djaya.

    Sinopsis

    Rencana perkawinan Oma (Oma Irama) dan Ani (Yatie Octavia) yang sudah lama pacaran, gagal, sejak kehadiran Ir. Dana (Kelly Kalyubi) diperkebunan tempat ayah Ani (Hamid Arif, A) bekerja. Sang ayah yang gila pangkat dan kedudukan ini menginginkan Dana sebagai suami Ani, yang juga bekerja di perkebunan itu sebagai Sekretaris. Dana sendiri kebetulan juga jatuh cinta pada Ani. Ani saja yang belum mau. Keadaan ini belum berubah, ketika saat ulang tahun ternyata Oma tak datang. Maka menyusullah Ani ke tempat rekaman Oma di Jakarta. Di situ dijumpainya Oma tengah membujuk-bujuk pasangan nyanyinya, Shanty (Shanty Pawaka), yang ngambek saat rekaman. Curiga dan cemburu, Ani langsung pulang dan memutuskan kawin dengan Dana. Oma kaget ketika menerima surat undangan. Ia langsung pulang. Mereka bertengkar. Akar masalah lalu ketahuan: surat Ani dicekal ayahnya, sedang surat Oma ditahan oleh Shanty yang diam-diam mencintai Oma. Perkawinan tak bisa ditunda, tapi Ani pingsan di pelaminan. Hanya Oma yang bisa menyembuhkannya. Maka Dana pun dengan jantan menyerahkan Ani yang masih suci itu pada Oma.
    Sutradara Sjuman Djaya
    Produser Sjamsuddin
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Kelly Kalyubi
    A. Hamid Arief
    Shanty Pawaka
    Aminah Cendrakasih
    Netty Herawati
    Etty Sumiati
    Ade Irawan
    Doddy Sukma
    Daeng Harris
    Norma Muchsin
    Doddy Hayqel
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sjamsuddin
    Penyunting Mulyadi
    Durasi 123 menit
    Negara Indonesia


  • Darah Muda (1977)
    Darah Muda adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1977 dengan disutradarai oleh Sjuman Djaya.

    Sinopsis

    Rhoma Irama dan Ricky tidak saja berbeda dalam selera musiknya, tapi juga sikap hidupnya. Yang satu mengembangkan musik dangdut dan sikap saleh, sementara yang lain musik rock dan pergaulan bebas. Ricky, yang jago tinju juga, masuk grup Apache dan langsung jadi pentolannya. Ia panas saat mendengar grup musik Rhoma sukses pentas di Jakarta. Ani, yang tadinya penyanyi grup Apache, mulai berubah. Ia lebih menyukai Rhoma, di samping mulai bosan mabuk-mabukan. Rhoma-Ani pun pacaran dan tunangan. Maka pertentangan dua kelompok meruncing. Rhoma dianiaya. Tangannya dihajar agar tak bisa main gitar lagi. Dalam keadaan luka, Rhoma pergi ke seorang guru di desa terpencil. Di sini lukanya disembuhkan dan diberi ilmu silat. Waktu "turun gunung", Rhoma mendapati Ani diperkosa Ricky. Maka pertarungan puncak terjadi. Kini Giliran tangan Ricky yang diremukkan Rhoma.
    Sutradara Sjuman Djaya
    Produser Sjamsuddin
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Ucok Harahap
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sjamsuddin
    Penyunting Muryadi
    Durasi 111 menit
    Negara Indonesia


  • Rhoma Irama Berkelana I (1978)

    Sutradara Sapto Boesono
    Produser Dharmawan Susanto
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Rachmat Hidayat
    Soekarno M. Noor
    Chitra Dewi
    Ade Irawan
    Mustafa Wirya
    Mustapha kamal
    Dewi Indrawati
    Soneta Group
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi R. Husein
    Penyunting Muryadi
    Durasi 80 menit
    Negara Indonesia

  • Rhoma Irama Berkelana II (1978)
    Rhoma Irama Berkelana II adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1978 dengan disutradarai oleh Sapto Boesono.

    Sinopsis

    Budi alias Rhoma (Rhoma Irama) yang diusir di tengah jalan yang hujan tertabrak seorang pengendara motor. Kawan-kawan Budi saat masih mengamen kebetulan menemukan Budi yang terluka. Budi dibawa pulang ke rumah pondokan mereka dan dirawat. Sementara itu Ani (Yatie Octavia) harus berusaha mencari. Kebetulan suatu hari di jalan ia jumpa dengan kawan-kawan Budi. Maka Ani menjumpai Budi yang tengah sakit. Mereka lalu sering mengadakan pertemuan sampai Surya curiga dan memergoki Ani di pondokan Budi. Ani diseret pulang . Budi mengajak kawan-kawannya menghentikan bermain musik untuk mengemis. Ia sendiri jadi sopir taksi, teman-temannya ada yang jualan Koran, bekerja sebagai kuli bangunan dll. Dan tiba-tiba Budi menyamar dengan kumis tebal da kaca gelap muncul di rumah Ani, sambil mengatakan bahwa kata temannya Ani ingin belajar piano. Maka pacaran jadi leluasa di rumah Ani. Sementara itu seorang penumpang taksi, yang medengar Budi menyanyi.
    Sutradara Sapto Boesono
    Produser Dharmawan Susanto
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Rachmat Hidayat
    Soekarno M. Noor
    Chitra Dewi
    Ade Irawan
    Mustafa Wirya
    Mustapha kamal
    Dewi Indrawati
    Soneta Group
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi R. Husein
    Penyunting Muryadi
    Durasi 80 menit
    Negara Indonesia

  • Begadang (1978)
    Begadang adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1978 dengan disutradarai oleh Maman Firmansyah. Film ini dibintangi antara lain oleh Yati Octavia, Billy Argo, dan Rhoma Irama.

    Sinopsis

    Di warung sebuah kampung sering berkumpul pemuda pengangguran. Mereka bernyanyi dan juga ada yang berjudi. Tetangganya sering mengeluh antara lain orang tua Ani (Yatie Octavia) dan orang tua Heri (Billy Argo) yang berprofesi sebagai hakim. Rhoma (Rhoma Irama) anak janda miskin, salah satu di antara mereka. Dia sering menyanyikan lagu ciptaannya sendiri, ia belum dapat kerja. Salah seorang kawannya mengajukan agar melamar ke studio rekaman. Berhasil. Rekamannya “meledak”. Nasib Rhoma berubah.

    Tapi malang masih mengintai, Heri yang naksir Ani pacar Rhoma, membuat persengkongkolan dengan teman-teman yang biasa berjudi di warung dan sering dinasehati Rhoma agar berhenti. Kesempatan datang ketika sepulang rekaman. Rhoma bermaksud membantu seorang hostes yang tewas terbunuh, Rhoma dituduh membunuh dan dipenjara. Akhirnya terbukti siapa sebenarnya si pembunuh, maka berbahagialah Rhoma dan Ani.
    Sutradara Maman Firmansyah
    Produser Zainal Abidin
    Penulis Maman Firmansyah
    Rhoma Irama
    Pemeran Yati Octavia
    Billy Argo
    Rhoma Irama
    Chitra Dewi
    Ade Irawan
    Sukarno M. Noor
    A. Hamid Arief
    Doddy Sukma
    Yetty Loren
    Komalasari
    Fakhri Amrullah
    Urip Arphan
    Pipiet Sandra
    Distributor Hanna Internasional Film
    Durasi 111 menit
    Negara Indonesia

  • Raja Dangdut (1978)
    Raja Dangdut adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1978 dan disutradarai oleh Rhoma Irama.

    Sinopsis

    Kendati sudah sukses dan mempunyai banyak penggemar, Rhoma tetap seperti biasanya, taat kepada orang tua dan soleh. Ia digemari oleh seorang gadis bernama Ida (Ida Royani) yang telah mengirimkannya surat hingga 100 kali. Rhoma menaruh simpati dan jatuh cinta. Ida beribu janda miskin penjual gado-gado. Ibu Rhoma (Netty Herawaty) menjodohkan Rhoma dengan gadis lain bernama Mira (Naniek Nurcahyani), yang lebih modern dan ningrat, sementara ayah Rhoma yang lumpuh mengalah saja. Rhoma menolak pilihan ibunya dan menghadapi tentangan ibunya dan Mira yang antara lain mencemooh Ida, hingga sampai pergi ke dukun segala.
    Sutradara Rhoma Irama
    Produser Lucy Sukardi
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Ida Royani
    Netty Herawaty
    Naniek Nurcahyani
    Marlia Hardi
    Aedy Moward
    Urip Arphan
    Alwi AS
    Yusfhani S Martha
    Lina Budiarti
    Wiwiek Sulistiawati
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Syamsuddin
    Penyunting Tantra Surjadi
    Distributor Octa Pilivenli
    Durasi 102 menit
    Negara Indonesia



  • Cinta Segitiga (1979)
    Cinta Segitiga adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979 dengan disutradarai oleh Maman Firmansjah.

    Sinopsis

    Rhoma (Rhoma Irama) sukses sebagai pemusik, sementara kakaknya Dendy (El Manik)sukses juga sebagai insinyur. Kakak beradik ini hidup sangat rukun. Tanpa sepengetahuan keluarga, Rhoma pacaran dengan Rika (Ricca Rachim) anak H. Alwi (Alwi AS), sahabat ayah Rhoma, H. Hadi (Aedy Moward). Suatu hari H. Hadi melamar Rika pada H. Alwi. Rika mengira lamaran itu dari Rhoma, tapi ternyata dari Dendy, kakak Rhoma. Saat itu Rhoma sedang mengadakan pertunjukan di luar kota, gembira saat mendengar bahwa kakaknya akan menikah dan akan segera pulang meski kontraknya belum habis. Dalam perjalanan pulang, Rhoma mendapat kecelakaan dan mngalami kebutaan sebelum sempat bertemu dengan calon istri kakaknya. Rika berganti nama Mira. Pada waktu berjumpa dengan Mira, Rhoma tidak mengenali suaranya. Saat Rhoma sembuh dari kebutaan, Rika lari menjauh dan tertabrak mobil hingga tewas dalam pandangan Rhoma.
    Sutradara Maman Firmansjah
    Produser Dharmawan Susanto
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Ricca Rachim
    Ade Irawan
    Aedy Moward
    Alwi AS
    Doddy Sukma
    El Manik
    Komalasari
    Sinematografi R. Husein
    Penyunting Muryadi
    Durasi 123 menit
    Negara Indonesia



  • Camelia (1979)
    Camelia adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979 dengan disutradarai oleh Rhoma Irama.

    Sinopsis

    Pulang dari mencari Ilham, Rhoma (Rhoma Irama) menemukan Camelia (Ricca Rachim), gadis yang akan bunuh diri karena tekanan hidup dan siksaan dari ibu tirinya, Joice (Joice Erna),karena dituduh mencuri berlian. Camelia diselamatkan Rhoma dan menjadi akrab dengannya. Ia diajak tinggal di rumah Rhoma dengan menyamar sebagai lelaki bisu. Waktu Rhoma berhasil meyakinkan ibunya, Camelia sudah masuk perangkap ibu tirinya ke tempat bordil. Namun penyamarannya akhirnya ketahuan oleh ibu Rhoma, Camelia diusir. Saat Rhoma mengadakan pertunjukan di klab malam, Camelia dipertemukan kembali dengan ayahnya. Akhirnya ayah Camelia baru menyadari perilaku istrinya,dan ibu Rhoma menerima kembali Camelia.
    Sutradara Rhoma Irama
    Produser Dharmawan Susanto
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Ricca Rachim
    Amran S. Mouna
    Anen
    Cherry Ivonne
    Joice Erna
    Marlia Hardi
    Udin Labu
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi R. Husein
    Penyunting Supandi
    Durasi 102 menit
    Negara Indonesia



  • Perjuangan dan Doa (1980)
    Perjuangan dan Doa adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1980 dengan disutradarai oleh Rhoma Irama.

    Sinopsis

    Rhoma Irama dengan Soneta Groupnya muncul di berbagai daerah dengan niat dakwah. Ia mendapat sambutan sekaligus tantangan, karena dituduh mengkomersialkan agama. Tentangan inilah yang menjadi perjuangan Rhoma. Ia menginsyafkan teman-teman seprofesinya dari mabuk-mabukan dan perempuan. Ia juga berhasil menyadarkan calon mertuanya yang diperbudak minuman keras, hingga nyaris memperkosa anak gadisnya sendiri, Laila (Rika Rachim). Bahkan terhadap penentang dari perguruan Al Muthainah, Rhoma berhasil meyakinkan bahwa musik sebagai sarana dakwah bisa dipakai.
    Sutradara Rhoma Irama
    Produser Rhoma Irama
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Ricca Rachim
    Chitra Dewi
    W.D Mochtar
    Soultan Saladin
    Rita Sugiarto
    Nasir
    Alwi AS
    Udin Labu
    Anwar Sanusi
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sadeli
    Penyunting Ismail Mardjuki
    Durasi 134 menit
    Negara Indonesia



  • Melody Cinta Rhoma Irama (1980)
    Melody Cinta Rhoma Irama adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1980 dengan disutradarai oleh Muchlis Raya.

    Sinopsis

    Pertemuan pertama Rhoma dan Ricca terjadi ketika Rhoma menolong Ricca yang terjatuh saat mengikuti kegiatan kerja bakti di kampung. Sejak itu terjalin cinta di antara keduanya, bahkan mereka sudah merencanakan pernikahan. Namun, sebenarnya, Herman yang kos di rumah Ricca juga menaruh hati pada Ricca. Dengan menikahi Ricca, Herman berharap dapat menguasai perusahaan ayah Ricca di mana Herman bekerja padanya.
    Karena tidak berhasil merebut Ricca dari Rhoma, Herman meminta bantuan Bonang, seorang teknisi kendaraan, untuk mencelakakan Rhoma. Bonang diikutkan dalam tur pertunjukan Rhoma dan ditugasi menangani masalah teknik kendaraan. Serangkaian aksi dilakukan Bonang di perjalanan di setiap kesempatan agar Rhoma celaka. Mulai dari memberi aliran listrik pada mikrofon yang akhirnya mencelakakan orang lain. Bonang juga gagal mencelakakan mobil Rhoma walaupun sudah memblongkan remnya. Rhoma mengajak anak buahnya berkemah sambil menanti perbaikan mobil. Ketika Rhoma sedang tidur, Bonang memasukkan ular berbisa ke dalam kemahnya. Rhoma berhasil membunuh ular itu.
    Keesokan harinya, rem mobil Rhoma benar-benar "dibereskan" oleh Bonang. Rhoma mengendarai mobil didampingi seorang krunya. Kali ini celakalah Rhoma. Mobilnya terperosok ke jurang. Dia luka cukup parah, tapi bisa keluar dari mobil yang kemudian terbakar. Sedangkan pendamping Rhoma telah tewas sebelum mobil terbakar. Orang itulah yang disangka sebagai Rhoma oleh orang-orang yang menemukan.
    "Kematian" Rhoma membuat Ricca terpukul. Herman yang telah berhasil menyingkirkan Rhoma secara intensif mendekati Ricca. Ricca pun bersedia dinikahi Herman. Namun, Ricca sempat mendengar pembicaraan Herman dengan Bonang di mana Bonang telah dikeluarkan dari perusahaannya dan meminta Herman menyediakan uang untuk membeli truk. Herman diancam akan dilaporkan ke polisi jika tidak memenuhi permintaan Bonang.
    Sementara itu, Rhoma ditolong oleh keluarga Muhammad dengan anaknya Hadiah dan cucunya Abduh. Setelah sembuh, Rhoma segera menelepon Ricca. Semula Ricca tidak percaya. Ricca yang sedang mempersiapkan pernikahan dengan Herman baru dapat diyakinkan setelah Rhoma menyanyikan lagu Sayang .
    Rhoma datang tepat pada waktu akad nikah Herman dan Ricca akan dilangsungkan. Mengetahui kedatangan Rhoma, Ricca menolak dinikahi Herman, bahkan membongkar rahasia selama ini bahwa Hermanlah otak percobaan pembunuhan Rhoma. Herman yang kalap dibantu oleh Bonang mencoba menghabisi Rhoma, namun Rhoma berhasil mengalahkan keduanya.

    Pemain : Rhoma Irama - Ricca Rachim - Soultan Saladin - Farah Meuthia - Eddy Wardi - Chitra Dewi - Sofia W.D. - Aedy Moward - H. Alwi A.S. - Billy Sumampouw - Yatti Kusuma - Youstine Rais - A. Rasyid Subadi - Ustaz Anwar Sanusi - Tirry Andio - Beben M. Firmansyah (Bintang Cilik) - Soneta Group

    Cerita : Rhoma Irama - Muchlis Raya
    Skenario : Rhoma Irama
    Cameraman : Sadeli H.S.
    Pimpinan Produksi : C.J. Beslar
    Produser : R.H. Benny Muharram
    Sutradara : Muchlis Raya

  • Badai di Awal Bahagia (1981)
    Badai di Awal Bahagia adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1981 dengan disutradarai oleh Muchlis Raya.

    Sinopsis

    Saat mengendarai mobil, Rhoma (Rhoma Irama) melihat perampok mobil tengah beraksi. Rhoma memberitahu polisi lewat radionya dan langsung menghadapi para perampok. Tak lama kemudian, polisi datang menangkap. Akibatnya Dedi (Dessy Linasari)anak Rhoma diculik dan minta ditebus. Rhoma tidak mau melapor polisi karena khawatir keselamatan anaknya. Ia membawa sendiri uang tebusan yang dengan mudah dianggap kurang oleh pihak perampok. Rhoma dipaksa merampok bank. Peristiwa ini membuat kaget masyarakat, karena berbagai koran menyebut Rhoma sebagai biang keladi perampokan Bank. Maka Rhoma pun marah dan bekerja sama dengan polisi menumpas gerombolan perampok itu.
    Sutradara Muchlis Raya
    Produser Dharmawan Susanto
    Penulis Rhoma Irama
    Muchlis Raya
    Pemeran Rhoma Irama
    Ricca Rachim
    Dessy Linasari
    Muni Cader
    Soultan Saladin
    Eddy Wardi
    Farah Meuthia
    Anny Kusuma
    Bung Salim
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Kasdullah
    Penyunting SK Syamsuri
    Durasi 124 menit
    Negara Indonesia



  • Satria Bergitar (1984)
    Satria Bergitar adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1984 dengan disutradarai oleh Nurhadie Irawan.

    Sinopsis

    Di negeri Antioch Gaza, Raja Wasit Aron (WD Mochtar) menyusun kekuatan untuk merebut kembali tahtanya yang dirampas Abu Garin (Soultan Saladin). Abu Garin yang serakah ini belum juga puas jika belum berhasil mengawini putri Wasit bernama Tirza (Ricca Rachim) dan mengambil batu mustika bernama Mutiara Samudera Tantangan yang masih dikuasai Wasit. Peperangan antara dua kekuatan yang masih biadab dan penyembah berhala itu terus terjadi. Suatu hari Raja Wasit kedatangan seorang musafir yang selalu menyandang gitar (Rhoma Irama). Setelah memperlihatkan kesaktiannya berperang dan mengobati luka Putri Tirza, Raja Wasit dan pengikutnya berhasil diajak Rhoma untuk masuk agama Islam. Dengan tipu muslihat yang licik, Abu Garin dan pengikutnya berhasil menyandera Putri Tirza. Di sini Rhoma lalu berhasil memasuki istana Abu Garin dengan menyamar sebagai rombongan musik. Rhoma berhasil juga menghibur acara perkawinan paksa antara Abu Garin dengan Tirza. Tetapi akibat pengkhianatan Banezar (Mathias Muchus), penyamaran Rhoma terbongkar. Terjadilah pertarungan sengit antara Rhoma dengan Banezar. Rhoma yang diserahi Batu Mustika, mengajak Abu Garin untuk bertanding sebagai persyaratan penyerahan benda itu. Abu Garin akhirnya tewas di tangan Rhoma, Wasit Aron kembali memperoleh tahtanya. Rhoma sendiri menolak diangkat menjadi raja dan lebih memilih meneruskan muhibahnya di bumi Allah.
    Sutradara Nurhadie Irawan
    Produser Benny Muharam
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Ricca Rachim
    Edward Bahar
    Farida Pasha
    Fatimah Maria
    Mathias Muchus
    Urip Arphan
    Joescano Jusuph
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sadeli HS
    Penyunting Norman Benny
    Durasi 162 menit
    Negara Indonesia



  • Cinta Kembar (1984)
    Cinta Kembar adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1984.

    Sinopsis

    Rhoma Irama sukses besar sebagai musikus dangdut. Kedua adiknya, Deddy dan Herrypenuh semangat berlatih karena ingin mengikuti jejak sang kakak. Sebagai remaja, keduanya tak lepas dengan masalah asmara. Kakak-beradik ini mempunyai pacar gadis kembar, Ela dan Eli. Pada saat orangtua Ela dan Eli ingin menjodohkan salah satu anak kembarnya dengan pria lain, mereka menolak, karena cinta kedua pasangan itu sudah begitu mendalam. Cobaan Deddy bukan saja datang dari orangtua Eli, tetapi datang pula dari pemuda lain terhadap Eli. Ketika Deddy melihat Herry menggandeng Eli, Deddy hampir frustasi. Akhirnya, masalah selesai berkat kewibawaan Rhoma Irama.
    Produser Rhoma Irama
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Deddy Irama
    Herry Irama
    Lulu Erfan
    Lili Erfan
    Dicky Zulkarnaen
    Rhoma Irama
    Doddy Sukma
    Aminah Cendrakasih
    Didu
    Veronica Irama
    Misye Arsita
    Chintami Atmanegara
    Jack Maland
    Teddy Mala
    Syamsuri Kaempuan
    Sinematografi Suryo Susanto
    Penyunting Norman Benny
    Durasi 92 menit
    Negara Indonesia



  • Pengabdian (1985)

    Sinopsis

    Rhoma (Rhoma Irama) yang terlalu sibuk dengan urusan musik, membuat istrinya, Ani (Ricca Rachim), menderita batin. Ani tidak pernah menampakkan kekecewaannya, tetapi ia lalu jatuh sakit yang membuatnya menderita kebutaan. Menyadari kondisi istrinya yang demikian, Rhoma kemudian rela meninggalkan dunia musik dan beralih usaha di bidang peternakan di desa.
    Menekuni usaha yang kurang dia kuasai ternyata amat sulit. Belum lagi tantangan yang datang dari peternak lain terdekat, yang merasa bakal tersaingi. Hal terakhir itulah yang kemudian memuncak pada perselisihan dan perkelahian. Keluarga Rhoma menjadi tak tenteram. Akhirnya, Rhoma memutuskan untuk kembali ke dunia musik.



  • Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)
    Kemilau Cinta di Langit Jingga adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1985 dengan disutradarai oleh Muchlis Raya.

    Sinopsis

    Rhoma Irama dan pacarnya Aida (Yati Octavia) dikontrak untuk membuat film oleh Leo (Harun Syarief) dan kaki tangannya Richard (Hendra Cipta), sementara pada saat bersamaan Rhoma sendiri juga mengadakan beberapa pertunjukan di kota yang sama. Leo masuk dalam komplotan kejahatan. Film baginya adalah kamuflase untuk kejahatannya. Richard yang masih mencintai Aida, mencoba memisahkan Rhoma dari Aida. Maka dalam sebuah adegan pembuatan film, Rhoma ditusuk sungguh-sungguh. Saat Rhoma ada di rumah sakit, dimunculkanlah Rhoma palsu, yang aslinya bernama Imron. Skenariopun disusun, agar akhirnya Aida bisa beralih ke tangan Richard. Rhoma kemudian berbalik menjadi Imron dan bisa menyadarkan pacar Imron sesungguhnya, Nina (Nina Anwar) dari pelacuran. Sesudah melewati banyak lika-liku akhirnya Rhoma bisa membongkar seluruh kepalsuan itu, Aida pun kembali dalam pelukannya.
    Sutradara Muchlis Raya
    Produser Budhi Sutrisno
    Penulis Muchlis Raya
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Dhalia
    Harun Syarief
    Hendra Cipta
    Kandar Sinyo
    Muchlis Raya
    Netty Hade
    Nina Anwar
    Tizar Purbaya
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sadeli HS
    Penyunting Norman Benny
    Durasi 121 menit
    Negara Indonesia

  • Menggapai Matahari (1986)
    Menggapai Matahari adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1986 dengan disutradarai oleh Wahab Abdi.

    Sinopsis

    Rhoma Irama bersama pacarnya, Kartika (Yatie Octavia) terkena musibah. Rhoma menabrak seorang wanita hingga tewas. Ternyata wanita yang tewas itu adik pemusik rock, Ikang Fawzi. Permusuhan Rhoma dan Ikang berkepanjangan.
    Sutradara Wahab Abdi
    Produser Budhi Sutrisno
    Penulis Nurhadie Irawan
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Budi Moealam
    Ikang Fawzi
    Rani Soraya
    Lina Budiarti
    Anton Indracaya
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sadeli HS
    Penyunting Norman Benny
    Durasi 106 menit
    Negara Indonesia



  • Menggapai Matahari II (1986)
    Menggapai Matahari II adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1986 dengan disutradarai oleh Ibnu Burdah.

    Sinopsis

    Merupakan kisah lanjutan percintaan Rhoma Irama dan Kartika (Yatie Octavia). Meski Rhoma masuk penjara, Benny Compo (Budi Moealam) tak puas, sementara grup musik Rhoma kocar-kacir. Kelompok Benny merajalela dengan musik hingar-bingar. Saat Rhoma bebas, pertentangan itu menjalar menjadi permusuhan dua aliran musik. Mereka memutuskan duel satu panggung. Rhoma melemparkan enam lagu, sementara Ikang Fauzi menyanyikan dua lagu.
    Sutradara Wahab Abdi
    Produser Budhi Sutrisno
    Penulis Nurhadie Irawan
    Pemeran Rhoma Irama
    Yati Octavia
    Budi Moealam
    Ikang Fawzi
    Rani Soraya
    Ade Irawan
    Lina Budiarti
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sadeli HS
    Penyunting Norman Benny
    Durasi 106 menit
    Negara Indonesia

  • Nada-Nada Rindu (1987)
    Nada-Nada Rindu adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1987 dengan disutradarai oleh Muchlis Raya.

    Sinopsis

    Karena kalah bersaing baik dalam musik maupun pacar Ramlan (Pupung Harris) menggunakan akal licik. Camelia Malik alias Mia (Camelia Malik) pasangan duetnya sukses besar dan pacaran dengan Rhoma Irama. Mula-mula Ramlan mengusulkan kepada produsernya Niko (Piet Pagau) untuk menarik Mia dari perusahan rekaman saingannya. Niko setuju, maka Ramlan beraksi. Ia menggunakan umpan Maya (Dana Christina) pacarnya yang kecanduan narkotika untuk merayu Rhoma dan menaroh obat di minuman Rhoma. Lalu Maya dipotret bersama Rhoma di tempat tidur, foto disebarkan ke surat kabar, hingga heboh, sementara ia menarik Maya ke perusahaannnya Niko dan membuat pementasan sendiri. Waktu hendak menggagahi Mia tindakan Ramlan kepergok Maya yang memang mencintainya hingga Maya membuka rahasianya. Ramlan mengancam Mia untuk tutup mulut. Rhoma yang terpukul dengan kejadian ini pergi menyepi ke tempat gurunya. Di sana ia disarankan ganti nama dan mulai lagi dari bawah. Rhoma menyamar menjadi Zulfikar dan berhasil diterima rekamam oleh Niko karena kemiripan dengan Rhoma. Niko sendiri menduetkan dengan Mia. Ramlan kembali cemburu lalu bersama temannya menghajar Rhoma di jalanan. Pada malam pertunjukan yang dijadwalkan ternyata Rhoma tetap tampil meski terlambat. Dan Mia membuka kedok Ramlan yang sebenarnya. Banyak lagu yang dilantunkan secara penuh hingga film terasa panjang.
    Sutradara Muchlis Raya
    Produser Budhi Sutrisno
    Penulis Ibnu Burdah
    Pemeran Pupung Harris
    Camelia Malik
    Piet Pagau
    Dana Christina
    Rhoma Irama
    S. Bono
    Anton Indracaya
    Susy Bolle
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Sadeli HS
    Penyunting SK Syamsuri
    Durasi 122 menit
    Negara Indonesia



  • Bunga Desa (1988)
    Bunga Desa adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1988 dengan disutradarai oleh Asrul Sani.

    Sinopsis

    Rhoma mencoba mengangkat Ratna (Marissa Hosbach) dari kehidupan yang gelap, namun dihalangi oleh germo yang mempekerjakan Ratna. Dalam sebuah perkelahian, Ratna tertusuk pisau. Rhoma terguncang dan dianjurkan istirahat di desa. Di sini Rhoma jatuh hati pada Sumi (Ida Iasha), bunga desa itu. Nasib buruk juga menimpa Sumi, karena ia diguyur asam belerang hingga wajahnya rusak. Saat kembali ke kota Rhoma dikejutkan dengan munculnya sosok wanita yang mirip Ratna dan Sumi.
    Sutradara Asrul Sani
    Produser Lukman Susanto
    Penulis Asrul Sani
    Pemeran Rhoma Irama
    Marissa Hosbach
    Ida Iasha
    Jaja Mihardja
    Mang Udel
    Zainal Abidin
    Pitrajaya Burnama
    Muni Cader
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Hassan Basri Jafar
    Penyunting Norman Benny
    Durasi 120 menit
    Negara Indonesia



  • Jaka Swara (1990)
    Jaka Swara adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1990 dengan disutradarai oleh Darto Joned.

    Sinopsis

    Ayah Fatma tewas ditembak Portugis ketika Fatma masih kecil. Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung. Kalung bulan untuk Fatma dan kalung bintang untuk Jaka.
    Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Jaka tahu setelah dari kejauhan melihat rumahnya dibakar.
    Fatma dijadikan penari Jaipong di markas Portugis. Sementara Jaka ditempa dengan ilmu bela diri Garuda Putih di sebuah perguruan. Keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya. Jaka berlari menolongnya. Ternyata wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Jaka yang berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya, dengan mengumpankan Fatma, Jaka keluar dari persembunyiannya.
    Jaka disuruh bekerja paksa. Karena tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, Jaka memukul mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat minggu depan. Jaka dimasukkan ke penjara tanpa diberi makan.
    Di hari pertarungan ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka yang termasuk salah satu peserta masih berada di penjara. Dengan sekuat tenaga dia berhasil melepaskan tangannya dari belenggu dan langsung lari ke arena pertarungan. Jaka menang. Suasana jadi kacau karena Simon tidak menghendakinya. Terjadi bakuhantam antara Simon Cs. dan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat. Kini tidak ada lagi pihak yang menjajah mereka.
    Sutradara Darto Joned
    Produser Budhi Sutrisno
    Penulis Asrul Sani
    Pemeran Rhoma Irama
    Camelia Malik
    Piet Pagau
    Gino Makasutji
    Ade Irawan
    Simon Cader
    ME Zainuddin
    Ferry Octora
    Musik oleh Rhoma Irama
    Sinematografi Suryo Susanto
    Penyunting SK Syamsuri
    Durasi 109 menit
    Negara Indonesia



  • Nada dan Dakwah (1991)
    Nada dan Dakwah adalah film drama religi Indonesia yang dirilis pada tahun 1991. Film yang disutradarai oleh Chaerul Umam ini dibintangi antara lain oleh Rhoma Irama, Ida Iasha dan KH Zainuddin MZ.

    Sinopsis

    Nada dan dakwah mengisahkan tentang masyarakat Desa Pandanwangi yang mendadak resah karena mendengar kabar bahwa tanah tempat mereka bermukim akan dibeli oleh seorang konglomerat. Konflik antarpenduduk dan para kaki-tangan konglomerat pun mulai bermunculan. Konflik itu akhirnya meluas bukan hanya pada masalah tanah, tapi juga menyentuh masalah moral dengan akan didirikannya tempat hiburan dan biliar di tanah tersebut. Pimpinan pesantren di daerah tersebut, H. Murad yang dibantu Rhoma, berusaha menyadarkan penduduk agar tidak menjual tanahnya. Tampilnya tokoh kharismatik K.H. Zainuddin M.Z. berhasil menjernihkan konflik tersebut, bahkan berhasil menyadarkan sang konglomerat Bustani.
    Sutradara Chaerul Umam
    Penulis Asrul Sani
    Pemeran Rhoma Irama
    Ida Iasha
    K.H. Zainuddin M.Z.
    Deddy Mizwar
    Nani Widjaja
    Zainal Abidin
    W.D. Mochtar
    Musik oleh Didi AGP
    Distributor PT Bola Dunia Film
    Durasi 94 menit
    Negara Indonesia



  • Tabir Biru (1994)
    Tabir Biru merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 1994.

    Sinopsis

    Maya dijadikan pemain dalam film yang dibuat oleh Santos. Tapi kemudian Maya melarikan diri karena film Santos ternyata adalah film biru. Maya kemudian ditolong oleh Rhoma yang kemudian mengantarkannya pulang. Sesampai di rumahnya, Maya mendapati ibunya telah tewas dibunuh oleh ayah tirinya.
    Karena tidak memiliki siapa-siapa lagi, Maya diizinkan tinggal di rumah Rhoma. Keberadaan Maya di rumah Rhoma diketahui oleh gerombolan Santos. Untuk membalas perlakuan Rhoma yang dinilai melindungi Maya, Santos menculik Aida, isteri Rhoma. Disusul kemudian dengan menculik Ainun, anak Rhoma satu-satunya. Dalam usahanya menyelamatkan anak-isterinya bersama Maya, Rhoma dipaksa memainkan adegan porno dengan Maya. Saat hendak melaksanakan "tugasnya", Rhoma tiba-tiba menyerang Santos. Akhirnya Rhoma berhasil membebaskan Aida dan Ainun. Santos sendiri tewas terbakar dalam perkelahian melawan Rhoma.


    Pemain : Rhoma Irama - Ria Irawan - Le Roy Osmani - Errina G.D. - Susy D B'Olle - Ade Irawan - Syamsuri Kaempuan - Kemala Sari - Doddy Lumpur - Eddy Bakar Pare - Ronald - Rio Thamrin - Benny Burnama - Eddy Kalalo - Chairul Anwar - Sunaryo - Baron Achmadi - Emuh Muhammad - Umar Algadri.

    Penata Musik : Harry Sabar
    Pimpinan Produksi : Drs. Soeyadi
    Produser : Jiwat



  • Dawai 2 Asmara (2010)
    Dawai 2 Asmara adalah film drama musikal Indonesia yang dirilis 8 September 2010 yang disutradarai oleh Endri Pelita dan Asep Kusdinar yang dibintangi oleh Rhoma Irama, Ridho Rhoma, dan Cathy Sharon.

    Sinopsis

    Ridho, yang sedang menuntut ilmu di negeri seberang , dipanggil pulang oleh ayahnya, Rhoma Irama untuk melanjutkan perjuangannya: memberi "nuansa baru" pada musik asli Indonesia, yaitu dangdut. Di sisi lain kehidupannya, Ridho dihadapkan pada sebuah pilihan untuk kembali pada Thufa , cinta semasa SMP atau ia akan menyemai cinta baru pada Haura Sydney , mahasiswi Australia yang sedang meriset dangdut.
    Sementara Thufa sendiri dihadapkan pada Delon, seorang penyanyi muda berbakat yang mengejarnya untuk bertunangan. Kisah Ridho, Thufa, Delon, dan Haura semakin rumit dengan kehadiran Bruto, seorang fans berat yang terobsesi pada Rhoma Irama, Raja dangdut Indonesia.
    Sutradara Endri Pelita
    Asep Kusdinar
    Produser Erna Pelita
    Penulis Asep Kusdinar
    Pemeran Rhoma Irama
    Ridho Rhoma
    Cathy Sharon
    Delon Thamrin
    Emily Graham
    Pepeng Naif
    Distributor Rumah Kreatif 23
    Tanggal rilis 8 September 2010
    Negara Indonesia



  • Sajadah Ka'bah (2011)
    Sajadah Ka'bah merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 17 November 2011 yang disutradarai oleh Asep Kusdinar serta dibintangi oleh Rhoma Irama dan Ida Iasha.

    Sinopsis

    Rhoma Irama, seorang musafir yang sedang mengunjungi masjid-masjid di Lombok dalam rangka silahturahmi dan syiar ukhuwah islamiyah dengan para pengurus masjid disana yang tergabung dalam forum Fahmi Tamami. Dibantu sahabatnya Fahru, Rhoma bertemu dan berkenalan dengan para pemuka agama di Lombok hingga tanpa sengaja Rhoma bertemu dengan seorang janda, Sohiba yang memiliki seorang putri, Saimah, yang masjidnya menjadi incaran Towi, seorang pengusaha yang berniat merubah masjid dan rumah Sohiba tesebut menjadi tempat perjudian terbesar di Lombok.
    Towi juga telah berhasil memanipulasi Ridho, anak Rhoma sehingga Rhoma bukan hanya mendapat tentangan dari Towi dan para begundalnya semata, melainkan juga dari anaknya sendiri di dalam menghalangi usaha perebutan masjid dan tanah Sohiba yang di incar Towi. Ridho menentang ayahandanya, karena tercampur dengan rasa cintanya kepada putri tunggal Towi.
    Tak rela melihat masjid di alih fungsikan menjadi tempat perjudian, Rhoma akhirnya menerima tantangan berduel dengan Towi untuk menentukan siapa yang berhak atas masjid dan rumah Sohiba, sementara itu anak buah Towi mengintimidasi Sohiba dan putrinya serta merampas selembar sajadah bergambar ka’bah yang baru ditenun Sohibah.
    Sutradara Asep Kusdinar
    Produser Erna Pelita
    Penulis Rhoma Irama
    Pemeran Rhoma Irama
    Ida Iasha
    Ruhut Sitompul
    Ridho Rhoma
    Michella Adlen
    Leroy Osmani
    Zahwa Aqilah
    Nurul Qomar
    Distributor Falcon Pictures & Rk23 Pictures
    Tanggal rilis November 2011
    Negara Bendera Indonesia Indonesia






Diskografi

Pre Soneta

  • Djangan Kau Marah
  • Di Rumah Sadja
  • Di Dalam Bemo
  • Biarkan Aku Pergi
  • Anak Pertama
  • Djenggo
  • In Dan Dip
  • Pemburu

Bersama OM Soneta

  • Dangdut
  • Surat Terakhir
  • Berbulan Madu
  • Gelandangan
  • Joget
  • Janda Kembang
  • Tiada Lagi

Bersama Soneta Group (Volume Series)

  • Soneta Volume 1 - Begadang (1973)
  • Soneta Volume 2 - Penasaran (1974)
  • Soneta Volume 3 - Rupiah (1975)
  • Soneta Volume 4 - Darah Muda (1975)
  • Soneta Volume 5 - Musik (1976)
  • Soneta Volume 6 - 135.000.000 (1977)
  • Soneta Volume 7 - Santai (1977)
  • Soneta Volume 8 - Hak Azazi (1978)
  • Soneta Volume 9 - Begadang 2 (1979)
  • Soneta Volume 10 - Sahabat (1980)
  • Soneta Volume 11 - Indonesia (1980)
  • Soneta Volume 12 - Renungan Dalam Nada (1981)
  • Soneta Volume 13 - Emansipasi Wanita (1983)
  • Soneta Volume 14 - Judi (1989)
  • Soneta Volume 15 - Gali Lobang Tutup Lobang (1989)
  • Soneta Volume 16 - Bujangan (1994)

Movie Soundtrack Albums

  • Oma Irama Penasaran (1976)
  • Gitar Tua Oma Irama (1977)
  • Darah Muda (1977)
  • Begadang (1978)
  • Berkelana I
  • Berkelana II
  • Raja Dangdut (1978)
  • Camelia (1979)
  • Cinta Segitiga (1979)
  • Perjuangan dan Doa (1980)
  • Melodi Cinta (1980)
  • Badai di Awal Bahagia (1981)
  • Sebuah Pengorbanan
  • Cinta Kembar(1984)
  • Pengabdian (1985)
  • Satria Bergitar
  • Kemilau Cinta di Langit Jingga(1985)
  • Menggapai Matahari I (1986)
  • Menggapai Matahari II (1986)
  • Nada-Nada Rindu (1987)
  • Bunga Desa (1988)
  • Jaka Swara (1990)
  • Nada dan Dakwah (1991)
  • Tabir Biru (1994)
  • Dawai 2 Asmara (2010)

Album Solo

  • Pemilu (1982)
  • Lebaran (1984)
  • Persaingan (1986)
  • Haji (1988)
  • Modern (1989)
  • Haram (1990)
  • Salawat Nabi (1991)
  • Kehilangan Tongkat (1993)
  • Rana Duka (1994)
  • Stress (1995)
  • Baca (1995)
  • Viva Dangdut (1996)
  • Mirasantika (1997)
  • Reformasi (1998)
  • Euforia (2000)
  • Syahdu (2001)
  • Asmara (2003)
  • Jana Jana (2008)
  • Azza (2010)











5 comments:

  1. huebuuatttttt bang haji,, aku forsa sekali

    ReplyDelete
  2. Promo Lucky Draw Angpao 2019 Imlek Tahun 2570!
    Berhadiah s/d IDR 1.500.000,- Akan Dibagikan 5 Februari Jam 07.00 WIB Pagi
    Syarat & Ketentuan Bonus Berlaku Untuk Semua User ID Di Bolavita
    Segenap Management Bolavita Mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2570
    Di Tahun Babi Tanah Diberikan Rejeki Lebih Banyak..
    Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www. bolavita .site
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    BBM: BOLAVITA
    WA: +628122222995

    ReplyDelete