Killing Me Inside
| |
---|---|
Asal | Jakarta Selatan, Indonesia |
Genre | Post-Hardcore, Metalcore |
Tahun aktif | 2005–sekarang |
Label | Anoixi (distribusi) Crooz Records (2010) Fast Youth Records (2008-2010) |
Artis terkait | Vierratale, Pee Wee Gaskins, Thirteen, Revara |
Situs web | killingmeinside.com Youtube |
Anggota | Josaphat Klemens Gama Gifari Machdis Arie |
Mantan anggota | Raka Cyril Damar Fauzan Rendy Agung Davi Frisya Onadio Leonardo Angga Tetsuya Wibisana Putra Pra Ramadhan Savira Salsabilla Razak |
“Kenapa model rambut kalian berubah-ubah?” Seorang anak laki-laki usia belasan tahun bertanya kepada tiga remaja laki-laki flamboyan yang sedang duduk di atas panggung. “Dulu kan rambut personil Killing Me Inside panjang-panjang, sekarang jadi pendek,” jelas sang penanya.
Salah satu dari tiga remaja yang ditanya tadi, yang saat itu sedang memegang microphone, tersenyum penuh makna. Sepertinya ia sudah terbiasa menerima pertanyaan yang tidak krusial seperti ini dari penggemarnya. Kemudian dengan gerakan yang minimalis, takut merusak tatanan rambutnya yang rapi, ia serahkan microphone di tangannya kepada rekannya yang memiliki rambut paling pendek di antara yang lain. “Kalau gue sih simpel aja. Gerah. Ya, global warming,” kata remaja bernama Onad tersebut. “Ditambah lagi karena sekarang ada Justin Bieber.” Tawa pun meledak di seisi ruangan.
Menyusul kemudian pertanyaan-pertanyaan lain dari anak-anak sebaya lainnya. Kebetulan petang hari itu (29/09) di Score!, Cilandak Town Square, Jakarta sedang digelar konferensi pers Killing Me Inside yang meluncurkan self-titled album penuh mereka dibawah label baru, Crooz Records. Vokalis Onadio Leonardo—yang biasa dipanggil Onad, pemain gitar Josaphat Klemens dan pemain drum Davi Frisya dari Killing Me Inside, tampak semangat meladeni satu demi satu pertanyaan yang ditujukan dari fans untuk mereka.
Sekitar 50 orang remaja penggemar Killing Me Inside, yang memiliki sebutan "Killms Street Team," menghadiri peluncuran album tersebut. Kebetulan mereka adalah 50 pembeli pertama CD album tersebut di Distro Crooz, yang kemudian memperoleh golden ticket untuk hadir di acara ini.
Album self-titled yang diedarkan secara nasional oleh Royal Prima Musikindo (RPM) itu sudah beredar di pasaran sejak awal bulan Agustus silam. Menurut Dian Putra Agung dari Crooz Records, album tersebut mendapatkan penerimaan yang sangat baik dari penggemar.
Sejak dibentuknya di awal 2007 hingga kini band pengusung genre post-hardcore/screamo—yang sekarang lebih memilih untuk disebut modern rock—itu memang telah berhasil memperoleh banyak penggemar. Jumlah fans mereka di Facebook sampai dengan saat ini telah mencapai 616.500 orang dan sepertinya akan terus bertambah. “Mereka adalah salah satu dari sedikit band indie yang sukses tanpa mengandalkan major label,” kata Wendi Putranto dari Rolling Stone yang menjadi moderator konferensi pers.
Namun, kini Killing Me Inside telah memasuki suatu fase lain dalam bermusik. Jika selama ini mereka berkiprah sebagai band indie, bergabungnya dengan label RPM membawa mereka masuk ke dunia mainstream. “Kami sekarang semakin masuk ke industri, semakin banyak tantangan. Kami mulai serius dan mudah-mudahan lebih menghasilkan,” kata gitaris Josaphat.
Anggapan bahwa sebuah band berkompromi dengan label besar maka band tersebut akan mengubah arah musikalitasnya, sepertinya tak berlaku bagi Killing Me Inside. “Kami punya jenis musik sendiri. Dan kami percaya musik kami akan jadi besar,” imbuh Josaphat.
Terbukti, pada album kali ini, masih bisa disimak lagu-lagu baru dengan tipikal musik Killing Me Inside dari era A Fresh Start For Something New, yang relatif keras dan cepat: “Moving On”. Bahkan dua lagu dari album tahun 2008 itu kembali masuk ke album self-titled ini: “Blessed by the Flowers of Envy” dan “Come On Girl We’ll Burn Money on Vegas”. Tapi pada album kali ini Killing Me Inside mencoba beberapa hal baru, seperti penggunaan keyboards dan permainan gitar akustik.
“Ini album pertama gue sebagai vokalis,” Onad menambahkan perubahan yang terjadi pada bandnya. Vokalis pertama Killing Me Inside, Sansan, kini tergabung dengan Pee Wee Gaskins. Pada formasi lama Onad adalah pemain bas.
Selain itu, di album ini, Killing Me Inside menggunakan lirik berbahasa Indonesia pada beberapa lagu. Kabarnya, track bertajuk “Biarlah” direkam dalam dua versi. Versi yang pertama ada dalam album, sedangkan yang kedua adalah versi duet bersama artis cantik Luna Maya. Pihak label menguatkan, bahwa nantinya akan dibuat pula video klip untuk “Biarlah” versi duet dengan Luna Maya tersebut.
“Kami akan menjalani tur. Kami akan manggung bareng Luna Maya dan Gading Martin. Mereka berdua akan bernyanyi untuk lagu 'Tanpa Dirimu' dan 'Biarlah',” jelas Onad.
Usai konferensi pers, dibantu dua additional players pada keyboard dan bass, Killing Me Inside membawakan empat lagu dari album terbaru untuk menghibur para wartawan serta fans yang datang pada sore hari itu; “Biarlah,” “Tanpa Dirimu,” “Forever,” serta “Torment”.
2009-2010: Line-up baru dan OST. Air Terjun Pengantin
Pada akhir Januari 2009, Sansan dan Rendy keluar dari Killing Me Inside. Sansan keluar dengan alasan untuk lebih fokus pada band Pee Wee Gaskins, sedangkan Rendy keluar dengan alasan pertimbangan masa depan. Meskipun begitu, Onad dan Josaphat tidak membubarkan Killms. Pada Februari 2009, melalui blog MySpace mereka, Killms mengumumkan formasi baru mereka yang terdiri atas Onadio (vokal), Josaphat (gitar), Davi (drum), dan Agung (bass). Namun karena alasan ketidakcocokan, Agung keluar. 2010, Rudye bergabung bersama Killing Me Inside sebagai additional bass menggantikan posisi Agung. Merasa tidak cocok, Rudye beralih sebagai kibor dan posisi bass diisi oleh Angga. Lagu Tanpa Dirimu menjadi Soundtrack Film Air Terjun Pengantin tahun 2010.
2010: Album Self-Titled
Pada Agustus 2010, Killing Me Inside merilis album self-titled mereka melalui Royal Prima Musikindo dan Crooz Records. Album ini merupakan album pertama mereka sejak formasi mereka berubah dan album pertama mereka di RPM.
Lima dari sepuluh track pada album ini merupakan lagu-lagu yang direkam ulang dari album pertama mereka. Di album ini juga terdapat 3 lagu baru yang menggunakan lirik bahasa Indonesia dan digarap tanpa adanya vokal scream. Di antara ketiga lagu tersebut, salah satunya adalah lagu "Biarlah" yang menjadi single pertama mereka. Lagu "Biarlah" diterima secara positif oleh masyarakat umum. Tetapi respon sebaliknya ditunjukkan oleh fans awal mereka. Fans-fans awal mereka justru kecewa dengan perubahan genre yang drastis dari Killing Me Inside.
Album kedua Killing Me Inside ini berhasil menembus angka penjualan 50.000 copy dan meraih penghargaan Platinum dari Royal Prima Musikindo. Killms juga berhasil menyabet 2 Penghargaan dari Indigo Digital Music Awards 2010 sebagai The Best Indie Music dan The Best New Artist. Dalam rangka penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2011, Killms hanya masuk nominasi di kategori Pendatang baru dan Self-Titled "Killing Me Inside" sebagai Album Rock terbaik.
2011-2012: Formasi baru dan Single terbaru "Melangkah"
Di akhir tahun 2011, Killing Me Inside berencana ingin merilis album kembali. Namun pada tanggal 18 September 2011, Davi Frisya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Killing Me Inside. Davi mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun twitternya:
“ | Dengan ini saya menyatakan kalo saya bukan lg Drummer dr Killing Me Inside. Terima kasih teman2 yg sdh mendukung saya selama ini :) | ” |
Dan tak lama kemudian Killms pun baru-baru ini mengumumkan formasi terbarunya, dan Rudye pun telah berubah menjadi anggota tetap Killing Me Inside ditambah Putra yang bergabung dengan Killing Me Inside sebagai additional drum untuk menggantikan Davi diposisi drummer. Killms mulai memasuki dapur rekaman untuk pembuatan album ketiga. Single dari album ketiga telah dirilis akhir Desember 2011 yang berjudul "Melangkah". Dan inilah formasi Saat ini dari Killms yang terdiri atas Onadio (vokal), Josaphat (gitar), Rudye (kibor), Angga (additional bass), Putra (additional drum). Killms akhirnya berhasil meraih penghargaan dalam acara Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2012 sebagai kategori karya produksi Rythm & Blues Terbaik untuk lagu Biarlah Featuring Gading Marten.
2012: One Reason
Killms telah menyelesaikan Project albumnya yang ke-3 pada akhir bulan Mei. Album "One Reason" dirilis/dipasarkan pada bulan September. Killms telah mengeluarkan 2 single pada album ini yaitu "Melangkah" dan "Menyesal". Di album ini terdapat 3 lagu yang menggunakan Vocal scream untuk menunjukkan kalau Killms masih tetap konsisten dengan Genre awal mereka.
Untuk lagu "Never Go Back" lebih cenderung terdengar lebih keras dibandingkan dengan lagu Killms sebelumnya.
Lagu "For One Last Time" adalah bagian ke-2 dari lagu "Torment" dan lagu ini terdengar lebih simpel. Di awal lagu "For One Last Time" juga ada lyric yang menggunakan Lyric di bagian ending lagu "Torment" yang diisi oleh Rudye sebagai backing vocal.
2014: Rebirth: A New Beginning & Formasi Baru
Awal yang baru merupakan Tajuk yang tepat bagi Killms di tahun ini.
Setelah E.P. yang mereka janjikan rilis pada pertengahan tahun 2014 ini terbengkalai yang disinyalir karena lalainya sang Vokalis Onadio Leonardo terhadap tanggung jawabnya dalam proses rekaman dan pembuatan materi.
Mereka berunding secara besar - besaran dengan pihak Label yang menaungi mereka (RPM) dan akhirnya Onadio pun memutuskan untuk mundur dari Band yang telah ia bentuk bersama Josaphat sejak tahun 2005 ini dikarenakan perbedaan arah dan keinginan dalam bermusik (Dalam hal ini Onad menyatakan telah jenuh dengan genre screamo/metalcore dan sejenisnya yang biasa dibawakan oleh Killms dan ia menderita sakit tenggorokan sehingga tidak dapat bernyanyi maupun scream/growl dengan baik. Onad juga menyatakan bahwa ia ingin mengeksplorasi genre EDM/Electronic Dance Music).
Hal ini tentu membawa perubahan besar dalam Formasi Killing Me Inside.
Namun berpisahnya Onad dari Killing Me Inside juga mengindikasikan adanya konflik antara dirinya dengan Josaphat.
Dalam interview dengan sebuah majalah, Onad menyatakan bahwa ia terlibat konflik dengan Josaphat.
Mengacu kepada pernyataan Onad tersebut, ada spekulasi muncul bahwa mungkin konflik tersebut di sebabkan karena Josaphat ingin mempertahankan konsistensi musik Killing Me Inside, sedangkan onad ingin mecoba merubah Genre dari Band tersebut.
Akhirnya setelah berunding dengan management, diputuskanlah bahwa posisi vocalist akan di ganti oleh sosok wanita.
Setelah melalui seleksi yang ketat, Savira Razak, yang merupakan finalis dari ajang pencarian bakat Mamamia 2007 terpilih menjadi vokalis Killing Me Inside untuk menggantikan posisi Onad.
Tak lama setelah Vira Terpilih sebagai Vokalis, Killms merilis sebuah album yang berjudul REBIRTH: A New Beginning yang di release oleh Royal Prima Musikindo.
Personil
Anggota Tetap
- Josaphat Klemens — Gitar (2005-sekarang)
- Gama Gifari (2016-sekarang)
- Machdis Ari (2017-sekarang
Mantan Anggota
- Rendy - Drum (2005-2009)
- Raka Cyril — Gitar, backing vocal (2005–2008)
Sekarang di Vierra Sejak 2008 - Savira Razak - Lead Vokal (2014 - 2018)
- Fauzan "Sansan" — Vokal (2005-2009)
Sekarang di Pee Wee Gaskins Sejak 2007 - Rendy — Drum, perkusi (2005-2009)
- Erlangga "Tetsuya" Wibisana - bass (2010 - 2018)
- Rudye Nugraha Putra — Keyboard, Programming, Loop, backing vocal / Screaming Vocal (2010 - 2019), bass (2009 - 2010)
- Agung — Bass (2009)
sekarang di Leikha - Davi Frisya — Drum, perkusi (2009-2011)
Sekarang di Leikha Sejak 2011 - Onadio Leonardo — Vokal (2009-2014), bass (2005-2009)
- Putra Pra Ramadhan -Drum,perkusi (2011-2016)
Penghargaan
- Indigo Digital Music Awards 2010 - The Best Indie Music & The Best New Artist
- Anugerah Musik Indonesia 2012 - Rythm & Blues / karya produksi
Diskografi
- A Fresh Start for Something New (2009)
- Killing Me Inside (2010)
- One Reason (2012)
- Rebirth: A New Beginning (2014)
Pranala luar
- (Profil) Killing Me Inside di MySpace
- Killing Me Inside di Facebook
No comments:
Post a Comment